Potret Masa Depan Energi Fosil dan Tantangan Transisi Menuju Net Zero Emission 2060

Kamis, 16 Januari 2025 | 11:46:45 WIB
Potret Masa Depan Energi Fosil dan Tantangan Transisi Menuju Net Zero Emission 2060

Indonesia menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Namun, perjalanan mencapai tujuan ini tidaklah mudah, terutama karena Indonesia masih bergantung secara signifikan pada energi fosil. Energi berbasis fosil selama ini dianggap sebagai salah satu motor penggerak utama perekonomian nasional, tetapi juga menjadi penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim.

Situasi Terkini dan Tantangan

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2021 emisi sektor energi Indonesia mencapai 530 juta ton CO2e, dan puncak emisi diprediksi akan terjadi pada tahun 2039. Menanggapi situasi ini, pemerintah sedang gencar menggencarkan transisi energi sebagai langkah strategis untuk mencapai NZE pada tahun 2060.

International Energy Agency (IEA) turut menyediakan panduan untuk Indonesia melalui roadmap yang didesain khusus untuk transisi menuju energi terbarukan dan berkelanjutan. Dalam laporan tersebut, IEA menyoroti pentingnya transisi yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat serta investasi dalam teknologi bersih dan infrastruktur.

Roadmap Menuju NZE

Roadmap NZE yang telah disusun mencakup berbagai strategi, termasuk pengurangan ketergantungan pada energi fosil dan peningkatan penggunaan energi terbarukan. Target bauran energi terbarukan ditetapkan mencapai 23% pada tahun 2025 dan meningkat menjadi 31% pada tahun 2050. Pada akhir target, tahun 2060, 75% kapasitas pembangkit listrik diharapkan berasal dari sumber energi terbarukan.

"Pengurangan emisi harus dilakukan secara bertahap, dengan mempertimbangkan ketersediaan teknologi dan infrastruktur yang ada saat ini," sebut seorang pejabat di Asian Development Bank.

Pengembangan Energi Terbarukan

Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu prioritas utama dalam roadmap ini. Energi surya, angin, dan biomassa menjadi tumpuan harapan untuk menggantikan dominasi energi fosil. Pemerintah berencana meningkatkan penggunaan EBT dengan melibatkan berbagai sektor strategis agar lebih mudah diimplementasikan secara luas.

Pemanfaatan teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS) juga menjadi bagian penting dalam strategi ini. Teknologi ini berfungsi menangkap emisi karbon dari sumber industri dan mencegahnya lepas ke atmosfer. Selain itu, pemerintah juga menargetkan peningkatan penggunaan kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi.

Pentingnya Kolaborasi Antar Sektor

Kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi krusial dalam rangka mendukung pelaksanaan roadmap ini. Pemerintah diharapkan dapat menciptakan insentif bagi investasi dalam proyek-proyek berbasis EBT dan teknologi bersih lainnya, untuk mempercepat peralihan menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan.

Skenario Masa Depan

Dengan berbagai langkah strategis yang sudah diambil, diharapkan Indonesia dapat mencapai puncak emisi pada 2039 dengan 706 juta ton CO2e sebelum emisi mulai turun secara signifikan setelah 2040. Menurut IEA, pada tahun 2050, bauran energi terbarukan diharapkan mencapai 87%, dengan pengurangan drastis penggunaan energi fosil. Puncaknya, di tahun 2060, Indonesia diharapkan benar-benar mencapai NZE dengan seluruh sektor ekonomi beralih sepenuhnya ke energi bersih.

Tantangan dan Peluang

Walaupun manfaat utama dari transisi ini adalah pengurangan emisi gas rumah kaca, tantangan seperti kebutuhan pendanaan yang besar dan distribusi energi bersih yang tidak merata tetap harus diatasi. Upaya ini juga bisa menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, namun memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri.

Selain menghadirkan tantangan, transisi menuju NZE juga membuka peluang inovasi teknologi, seperti pengembangan hidrogen sebagai sumber energi bersih dan penerapan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Kemajuan dalam teknologi penyimpanan energi juga diharapkan dapat mendukung integrasi EBT ke dalam sistem kelistrikan nasional.

Dalam mencapai NZE, Indonesia menghadapi persimpangan jalan antara mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan memenuhi tanggung jawab terhadap lingkungan. Namun, dengan pelaksanaan kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan tekadnya mencapai NZE pada tahun 2060. Kesuksesan dalam transisi energi ini juga berarti kontribusi nyata terhadap upaya global menjaga stabilitas iklim bumi, membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.

Terkini