Puluhan Kendaraan Antri Panjang untuk Pengisian BBM di SPBU Kasman Lizar, Subulussalam: Dampak Terbakarnya SPBU Oyon

Jumat, 10 Januari 2025 | 09:23:32 WIB
Puluhan Kendaraan Antri Panjang untuk Pengisian BBM di SPBU Kasman Lizar, Subulussalam: Dampak Terbakarnya SPBU Oyon

Kondisi antrean panjang kendaraan bermotor setiap hari di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kasman Lizar, wilayah Penanggalan Subulussalam, mulai menarik perhatian publik. Puluhan kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, mengular setiap kali ingin mengisi bahan bakar minyak (BBM), memicu keprihatinan serta kekhawatiran akan ketidakstabilan akses BBM bagi masyarakat.

Menurut Rosdewi, seorang pedagang yang berjualan tepat di depan SPBU, situasi ini sudah menjadi rutinitas harian sejak SPBU Oyon mengalami kebakaran November lalu. "Setiap hari seperti ini, antre mobil dan sepeda motor," ujar Rosdewi, ketika diwawancarai oleh Radio Republik Indonesia (RRI) mengenai fenomena antrean panjang tersebut.

Pasca terbakarnya SPBU Oyon, Rasdewi menambahkan, banyak pengendara yang kesulitan mendapatkan BBM. "Kemarin, SPBU di Subulussalam ada dua, namun karena SPBU Oyon terbakar, pengendara kesulitan untuk mendapatkan minyak," tambahnya, merujuk pada kejadian yang mengakibatkan berkurangnya pasokan BBM di wilayah tersebut.

Kekurangan pasokan dan peningkatan permintaan pasca insiden kebakaran SPBU Oyon menyebabkan SPBU Kasman Lizar kewalahan melayani para pelanggan. Kondisi ini diperparah dengan tingginya volume kendaraan yang menggunakan jalur utama di Subulussalam, sehingga kebutuhan BBM meningkat signifikan.

Dampak dari situasi ini tidak terbatas hanya pada pagi hari. Menurut Rosdewi, antrean kendaraan di SPBU Kasman Lizar terjadi sepanjang hari, mulai dari pagi, siang, sore, hingga malam. "Antre ini bukan pagi saja tapi setiap saat penuh, dari pagi, siang, sore, sampai malam," jelas Rosdewi.

Kondisi ini tidak hanya menyita waktu pengendara, tetapi juga berdampak pada aktivitas perekonomian lokal. Para supir angkutan, pengendara ojek, dan pengguna BBM lain di Subulussalam terpaksa mengalokasikan waktu lebih untuk antre, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif lainnya.

Krisis BBM ini menyorot perhatian Pemerintah Daerah Subulussalam dan Pertamina, selaku penyedia BBM utama di Indonesia. Langkah-langkah strategis tengah dipersiapkan untuk mengatasi kesenjangan pasokan ini, agar tidak mengganggu kestabilan ekonomi lokal dan aktivitas harian warga Subulussalam.

Dalam konteks ini, Pertamina diharapkan dapat segera mengalokasikan pasokan BBM tambahan ke SPBU Kasman Lizar sekaligus mempercepat proses perbaikan dan pembangunan kembali SPBU Oyon. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan Pertamina menjadi kunci dalam pemulihan dan stabilisasi distribusi BBM di Subulussalam.

Masyarakat setempat juga diimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan BBM selama masa krisis ini, dengan harapan dapat mengurangi tekanan antrean di SPBU. Penerapan kebijakan hemat energi dan penggunaan transportasi publik atau ramah lingkungan bisa menjadi alternatif yang efektif untuk sementara waktu.

Meskipun solusinya mungkin memerlukan waktu, harapan tetap ada bagi masyarakat Subulussalam. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapan infrastruktur dan cadangan pasokan, agar kejadian serupa dapat diantisipasi di masa depan. Peningkatan kapasitas infrastruktur energi menjadi prioritas utama untuk menjamin kestabilan dan akses yang merata terhadap BBM, sehingga warga Subulussalam dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa kekhawatiran akan kelangkaan energi.

Terkini