Indonesia Resmi Terima Keanggotaan Penuh BRICS: Langkah Berani untuk Beli Minyak Murah Rusia

Jumat, 10 Januari 2025 | 08:54:07 WIB
Indonesia Resmi Terima Keanggotaan Penuh BRICS: Langkah Berani untuk Beli Minyak Murah Rusia

Indonesia kini resmi tergabung sebagai anggota penuh dalam kelompok negara-negara BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperluas pasar perdagangan Indonesia dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan berbagai keuntungan yang bisa didapat oleh Indonesia setelah bergabung dengan BRICS. Salah satu yang paling signifikan adalah akses pasar yang lebih luas. Menurut Luhut, kehadiran Indonesia dalam kelompok ini akan membantu memperbesar pasar perdagangan Indonesia, memberikan peluang ekonomi yang lebih besar di tengah kondisi ekonomi dunia yang fluktuatif.
 

"Apa keuntungan kita dengan BRICS? Ya market kita lebih besar, market kita lebih besar," ujar Luhut dalam konferensi pers yang digelar di BPPT, Jakarta.

Luhut juga menanggapi spekulasi mengenai kemungkinan retaliasi dagang yang mungkin dihadapi Indonesia dengan langkah ini. Menurutnya, sebagai negara merdeka, Indonesia tidak perlu takut terhadap ancaman yang datang dari pihak luar. Dalam konteks ini, Indonesia bahkan mempertimbangkan peluang untuk membeli minyak dari Rusia dengan harga yang lebih murah.

"Ya ke mana saja kalau kita menguntungkan Republik, kita beli. Kalau kita ada dari bulan, pun udah kita beli. Sepanjang itu tadi menguntungkan Republik. Kenapa tidak?" tegas Luhut ketika ditanya mengenai kemungkinan pembelian minyak dari Rusia, yang sering mendapatkan kecaman dari Amerika Serikat.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan bahwa kebijakan pembelian minyak ini harus dilakukan dengan hati-hati. Sebagai negosiator yang ulung, ia menekankan pentingnya dialog dengan negara-negara lain untuk meminimalisir risiko yang mungkin muncul dari kebijakan ini.

"Kalau itu bisa kita bicarakan kepada beberapa negara lain, ya kenapa tidak. Kalau kita dapat lebih murah USD 20-22 per barel, kenapa tidak? Tapi kita tentu hati-hati," tambahnya.

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS datang tidak lama setelah pengumuman resmi disampaikan oleh pemegang Presidensi BRICS saat ini, yaitu Brazil. Dengan masuknya Indonesia, sekarang BRICS memiliki 11 anggota, dengan beberapa negara mitra seperti Turki, Aljazair, Belarusia, Kuba, Bolivia, Malaysia, Uzbekistan, Kazakhstan, Thailand, Vietnam, Nigeria, dan Uganda, menjadikannya sebuah entitas global yang makin berpengaruh.

Sebagian besar pengamat ekonomi menyambut baik keputusan ini, karena diharapkan dapat memberikan Indonesia posisi tawar yang lebih kuat dalam perdagangan internasional dan memberikan alternatif pasar yang lebih luas selain negara-negara barat.

Di lain sisi, para ahli juga mengingatkan bahwa meskipun pembelian minyak Rusia dapat memberikan keuntungan finansial bagi Indonesia, penting untuk tetap mempertimbangkan dampak geopolitik dari langkah tersebut.

Keuntungan lainnya dari bergabung dengan BRICS termasuk akses ke pendanaan dan teknologi yang lebih baik, serta kemitraan strategis dalam bidang pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan pasar global yang sedang mengalami banyak tekanan, langkah ini dianggap dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dan mendukung target pertumbuhan ekonomi negara.

Namun, tetap ada suara skeptis dari dalam negeri yang mengharapkan pemerintah untuk lebih transparan dalam merumuskan kebijakan terkait BRICS dan memastikan bahwa langkah-langkah tersebut benar-benar menguntungkan masyarakat luas.

Meskipun tantangan dan risiko tetap ada, banyak yang optimis bahwa dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk mengimbangi tekanan ekonomi global saat ini.

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan keberanian pemerintah dalam mengambil langkah-langkah yang tidak konvensional untuk memajukan ekonomi nasional. Langkah ini diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi Indonesia dalam jangka panjang, tidak hanya dalam hal ekonomi tetapi juga dalam meningkatkan reputasi negara di kancah internasional.

Terkini