Jakarta - Keputusan penerapan pajak minimum global sebesar 15% yang diberlakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai 1 Januari 2025 menandai langkah signifikan dalam upaya menuju keadilan hak pajak.
Diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 136/2024, kebijakan ini bertujuan untuk memastikan perpajakan yang adil di kancah internasional. Namun, sejumlah kalangan mengkhawatirkan bahwa langkah tersebut dapat mengurangi daya tarik investasi di Indonesia, Jumat, 17 Januari 2025.
Sri Mulyani mengatakan, "Kebijakan ini adalah bagian dari kesepakatan internasional untuk mencegah praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan multinasional melalui pengalihan keuntungan ke negara-negara dengan tarif pajak rendah."
Implementasi pajak minimum global akan mempersulit pemerintah untuk menggunakan skema insentif pajak tertentu dalam menarik investasi. Selain itu, secara administratif, kebijakan ini menantang dan hanya akan dikenakan pada perusahaan multinasional dengan omzet dan kriteria tertentu. Pelaku usaha menyoroti bahwa investor asing mungkin akan menghadapi beban tambahan yang disertai dengan berbagai tantangan, termasuk birokrasi.
Pasar Kripto Menguat di Tengah Penurunan Inflasi AS
Di tengah kebijakan ekonomi global ini, pasar kripto menunjukkan tren positif. Harga Bitcoin, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar, telah mencapai level US$99 ribu, dan diperkirakan akan menembus US$100 ribu. Kenaikan ini dipicu oleh penurunan laju inflasi Consumer Price Index (CPI) di Amerika Serikat dan harapan reli menjelang pelantikan kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, yang telah berjanji untuk memotong pajak guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Pasar saham AS juga mengikuti tren serupa dengan Nasdaq Composite naik 2,17%, S&P 500 naik 1,62%, dan Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan 1,5%.
Infrastruktur Kendaraan Listrik Alami Tantangan Baru
Sementara itu, upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik menghadapi tantangan baru. Investasi dalam pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) mulai menunjukkan penurunan. Beberapa investor dilaporkan mulai menarik rencana investasi mereka di sektor ini, mengingat penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) yang masih lesu di pasar Indonesia.
Namun, pemerintah tetap optimistis bahwa investasi di sektor ini akan kembali tumbuh. Eniya Listiyani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Kementerian ESDM, menyatakan keyakinannya bahwa penjualan kendaraan listrik akan meningkat seiring dengan bertambahnya variasi dan penurunan harga.
Tren Paylater Naik Daun di Tengah Redupnya Kartu Kredit
Di sektor keuangan, bank umum semakin agresif mengembangkan produk paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) yang semakin diminati oleh masyarakat, meskipun daya tarik kartu kredit mulai meredup. Pefindo Biro Kredit (IdScore) memproyeksikan bahwa bisnis paylater dapat tumbuh hingga 30% pada akhir 2025, sejalan dengan pertumbuhan kinerja tahun sebelumnya dan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional.
"Dalam kurun waktu tahun lalu, pertumbuhan fasilitas BNPL telah mencapai angka 24,53% YoY, dengan nilai portofolio kredit sekitar Rp35,14 triliun," jelas Direktur Utama IdScore, Tan Glant Saputrahadi.
Fajar Surya Wisesa Menghadapi Pengunduran Diri Direksi
Di sisi lain, Fajar Surya Wisesa Tbk. mengalami guncangan internal seiring dengan pengunduran diri sejumlah jajaran komisaris dan direksi. Sebanyak lima orang telah mengundurkan diri, yang menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas kepemimpinan di perusahaan ini. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Sekretaris Perusahaan Fajar Surya Wisesa, Marco Hardy, mengonfirmasi pengunduran diri tersebut tetapi tetap optimis bahwa perusahaan dapat melewati masa transisi ini.
Keputusan pemerintah Indonesia untuk menerapkan kebijakan pajak minimum global menggambarkan usaha distribusi pajak global yang adil, sekaligus menyoroti berbagai tantangan domestik yang terkait dengan daya tarik investasi. Sementara itu, dinamika di sektor lain seperti kripto, kendaraan listrik, serta keuangan terus bergerak dan menawarkan peluang serta tantangan tersendiri di tahun-tahun mendatang.