Indonesia Membuka Peluang Impor Minyak dari Rusia Usai Gabung BRICS

Selasa, 21 Januari 2025 | 11:49:03 WIB
Indonesia Membuka Peluang Impor Minyak dari Rusia Usai Gabung BRICS

Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengumumkan pembukaan peluang baru dalam sektor energi dengan mempertimbangkan impor minyak mentah dari Rusia. Langkah ini menyusul keputusan strategis Indonesia untuk menjadi anggota penuh dari kelompok ekonomi BRICS, yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. BRICS, yang kini telah berkembang mencakup sepuluh negara, dianggap dapat membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia, termasuk dalam hal ekspor dan akses ke sumber energi migas yang lebih terjangkau.

"Ketika kita bergabung dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia. Selama itu sesuai aturan dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?" ujar Bahlil Lahadalia pada Jumat, 10 Januari lalu. Pernyataan ini disampaikan setelah Indonesia resmi bergabung dalam kelompok ekonomi besar dunia tersebut, yang disertai dengan harapan untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih luas.

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS dipandang sebagai langkah strategis untuk mengakses pasar energi yang lebih murah. Rusia, yang merupakan salah satu anggota penting dalam BRICS, dikenal sebagai eksportir minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi dengan kontribusi 9,1% dari total ekspor minyak mentah global. Langkah ini dianggap penting mengingat produksi minyak mentah Indonesia terus menurun, sementara konsumsi dalam negeri terus meningkat. Tahun 2023, produksi minyak mentah Indonesia mencapai 221,1 juta barel, mengalami penurunan sebesar 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah satu faktor pendorong keputusan ini adalah kapasitas pengolahan kilang minyak Indonesia yang masih terbatas, dengan rata-rata pengolahan mencapai 700 ribu hingga 800 ribu barel per hari. Angka ini hanya mencakup sekitar 50% dari kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia perlu mengandalkan impor minyak mentah. Sepanjang tahun 2023, Indonesia mengimpor sekitar 132,4 juta barel minyak, dengan mayoritas berasal dari negara-negara OPEC seperti Arab Saudi dan Nigeria.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa mempertimbangkan impor minyak dari Rusia dapat menjadi langkah positif bagi Indonesia. "Kalau kita dapat lebih murah US$20 atau US$22, kenapa tidak? Tapi tentu kita harus hati-hati melihat ini dengan bagus," ujar Luhut pada Kamis, 9 Januari. Pernyataan tersebut mencerminkan optimisme pemerintah bahwa pembelian minyak Rusia bisa menjadi solusi efektif untuk mengurangi biaya energi dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

Persoalan utama yang dihadapi Indonesia terkait energi adalah ketergantungan terhadap impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, diharapkan akan ada perubahan signifikan dalam strategi pengadaan energi, terutama dengan memanfaatkan hubungan ekonomi baru dengan Rusia. Langkah ini memiliki potensi untuk mendiversifikasi sumber energi Indonesia dan menawarkan pilihan baru yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Meskipun demikian, upaya ini tidak tanpa tantangan. Sejumlah negara barat, termasuk Uni Eropa, Inggris, Australia, Amerika Serikat, dan Kanada, memberlakukan embargo terhadap minyak Rusia akibat invasi negara tersebut ke Ukraina pada tahun 2022. Embargo tersebut memaksa Rusia untuk mengalihkan pangsa pasar minyaknya ke negara-negara non-Barat seperti Cina dan India dengan harga yang lebih menarik. Oleh karena itu, Indonesia perlu memastikan bahwa segala bentuk kerjasama dan transaksi berjalan sesuai dengan regulasi internasional.

Menutup gap antara kebutuhan domestik dan produksi minyak nasional membutuhkan solusi yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan impor dari Rusia sebagai alternatif, Indonesia diharapkan dapat mengelola ketergantungan impor minyak dengan lebih efektif, sekaligus mencari cara untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak nasional. Langkah proaktif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan pasokan energi dan mengurangi tekanan pada perekonomian.

Kesimpulannya, keputusan Indonesia untuk mengeksplorasi impor minyak dari Rusia usai bergabung dengan BRICS adalah langkah penting dalam upaya diversifikasi sumber energi negara. Meskipun ada tantangan dari segi geopolitik dan ekonomi global, langkah ini membuka peluang baru untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan biaya yang lebih efisien. Pemerintah ditekankan untuk tetap berhati-hati dan strategis dalam menjalankan kebijakan ini guna memastikan manfaat yang maksimal bagi perekonomian nasional.

Terkini