Perang Tarif Ditunda, Donald Trump Fokus Pada Harga Energi yang Lebih Murah

Selasa, 21 Januari 2025 | 11:16:49 WIB
Perang Tarif Ditunda, Donald Trump Fokus Pada Harga Energi yang Lebih Murah

Pada hari pertama menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengambil langkah yang mengejutkan dengan memutuskan untuk menunda perang tarif yang telah lama direncanakannya. Dalam langkah yang bertujuan untuk menyehatkan perekonomian AS, Trump lebih memilih memangkas harga energi dan mengatasi inflasi. Keputusan ini diumumkan dalam pidato pelantikannya yang berlangsung pada hari Senin, 20 Januari 2025.

Seorang analis dari Al Jazeera melaporkan bahwa penundaan ini dapat memberikan waktu bagi tim Trump untuk merumuskan strategi yang lebih matang. Namun, ancaman tarif yang dijanjikan bukan berarti hilang sama sekali. Trump menekankan pentingnya mengumpulkan tarif dan pendapatan serta menyebutkan pembentukan External Revenue Service untuk mengurus semua tarif dan biaya dari sumber-sumber asing.

Dalam pidato pelantikannya, Trump mengatakan, "Jumlahnya akan sangat besar dari sumber-sumber asing,” yang menunjukkan keyakinannya dalam potensi pendapatan tarif. β€œIa memilih untuk tidak mengenakan tarif yang terburu-buru hari ini yang kemudian dapat dinegosiasikan."

Rachel Ziemba, seorang analis risiko ekonomi dan politik, menjelaskan kepada Al Jazeera bahwa meskipun Trump menunda pengumuman tarif, ancaman tersebut tetap ada. "Tujuan pemerintahan Trump dan Partai Republik untuk pendapatan tarif menunjukkan bahwa ancaman tarif masih ada," katanya.

Pengaruh penundaan pada hubungan internasional

Trump menegaskan akan meninjau kembali semua kesepakatan perdagangan yang ada, termasuk Perjanjian Perdagangan AS-Meksiko-Kanada. Langkah ini diambil untuk memastikan kepentingan ekonomi Amerika tidak terkikis oleh praktik perdagangan yang tidak adil.

Menurut Ziemba, "Belum adanya pengumuman tarif pada hari Senin menunjukkan bahwa beberapa anggota timnya, termasuk calon Menteri Keuangan Scott Bessent, dan penasihat Kongres, mungkin telah berhasil membuatnya memberlakukan tarif secara bertahap dan mempertimbangkan strategi daripada mengumumkannya dan menegosiasikannya.” Hal ini memberi indikasi bahwa pendekatan yang lebih hati-hati dan terukur sedang dipertimbangkan oleh tim penasihat Trump.

Fokus pada Tiongkok dan strategi jangka panjang

Terkait dengan Tiongkok, Trump tampaknya memilih untuk memfokuskan kembali kesepakatan yang dicapai pada masa jabatannya sebelumnya pada tahun 2020, di mana Beijing seharusnya membeli sejumlah besar sumber daya AS. Kesepakatan ini diharapkan dapat menjembatani defisit perdagangan yang terjadi antara kedua negara, meskipun kenyataannya belum sesuai harapan.

Rachel Ziemba menjelaskan bahwa, "Fokus sekarang pada pembelian semacam itu memberi waktu sebelum tarif yang lebih agresif dan menunjukkan AS mungkin terbuka terhadap pembelian dan target investasi semacam itu." Hal ini menunjukkan bahwa Trump masih memiliki daya tawar negosiasi yang kuat dan bersiap untuk mengambil keputusan yang lebih strategis.

Strategi ini tidak hanya memperkuat posisi negosiasi AS di masa depan, tetapi juga mempertimbangkan kekhawatiran mengenai dampak inflasi yang dapat merugikan ekonomi dalam negeri. "Hal ini tidak hanya mempersenjatai Trump dengan daya tawar negosiasi yang lebih besar di masa mendatang, tetapi juga mempertimbangkan kekhawatiran tentang tekanan pasar dan kekhawatiran bahwa penerapan tarif yang luas secara cepat akan bersifat inflasi, merusak kepentingan ekonomi AS, dan merusak pendapatan tarif jangka panjang," tambah Ziemba.

Harga energi sebagai prioritas utama

Alih-alih melanjutkan perang tarif, Trump berjanji untuk bekerja keras dalam memangkas harga energi, sebuah langkah yang dianggap lebih bijaksana dalam jangka pendek untuk menstabilkan perekonomian AS. Janji ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan menekan inflasi yang tengah dihadapi Amerika.

"Kami akan memastikan bahwa setiap warga negara dapat merasakan manfaat dari penurunan harga energi," kata Trump. Dia menegaskan kembali komitmennya dalam mengurangi beban ekonomi bagi masyarakat dan dunia usaha di Amerika.

Adopsi kebijakan yang lebih fokus pada harga energi ini menunjukkan upaya Trump untuk menciptakan paradigma ekonomi baru selama masa kepemimpinannya. Langkah ini juga diharapkan dapat meredakan ketegangan internasional yang dapat diakibatkan oleh pengenaan tarif yang tergesa-gesa.

Sebagai Presiden baru, Donald Trump memulai masa jabatannya dengan menunda perang tarif yang telah banyak dibicarakan. Ia berfokus pada strategi jangka panjang dengan harga energi sebagai prioritas. Keputusan ini diharapkan tidak hanya memberikan dorongan bagi ekonomi AS tetapi juga menyeimbangkan kekuatan perdagangan internasional. Tidak diragukan lagi, kebijakan Trump ke depan akan terus diamati oleh dunia dengan saksama.

Terkini