Pertamina Naikkan Harga BBM Non-Subsidi: Dampak dan Alasan di Baliknya

Selasa, 07 Januari 2025 | 14:12:53 WIB
Pertamina Naikkan Harga BBM Non-Subsidi: Dampak dan Alasan di Baliknya

JAYAPURA- Memasuki awal tahun 2025, PT Pertamina (Persero) mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis non-subsidi yang mulai berlaku pada 1 Januari. Kenaikan ini mencakup BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, sementara jenis BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tetap dipertahankan pada harga sebelumnya.

Kenaikan harga BBM non-subsidi oleh Pertamina tampak tidak bisa dihindari, terutama setelah melihat perkembangan harga minyak mentah di pasar dunia. Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa penyesuaian ini dilakukan sebagai respons terhadap tren harga minyak global. “Harga BBM non-subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak, seperti Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus,” tutur Heppy dalam keterangannya.

Tak hanya itu, Heppy juga menekankan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika turut menjadi faktor krusial dalam penentuan harga BBM non-subsidi ini. Pada awal tahun ini, nilai tukar rupiah berada pada angka Rp16.220 per dolar AS. Penyesuaian harga ini diharapkan dapat menjaga daya saing BBM non-subsidi agar tetap kompetitif di pasar.

“Meski terjadi kenaikan, kami pastikan harga BBM non-subsidi tetap kompetitif dan dapat diterima oleh masyarakat,” tambah Heppy, menegaskan komitmen Pertamina untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen.

Penjelasan dari Regional

Di wilayah Papua dan Maluku, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga, Edi, mengungkapkan bahwa penyesuaian harga bukanlah suatu langkah yang mendadak. “Penyesuaian harga dilakukan setiap bulan berdasarkan fluktuasi harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah,” jelas Edi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampak ekonomi pada masyarakat lokal sekaligus menjaga ketahanan energi di daerah tersebut.

Dengan perubahan harga ini, Edi juga memastikan bahwa harga untuk BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan. Saat ini, harga Biosolar tetap dipatok pada Rp6.800 per liter, sedangkan untuk Pertalite berada di angka Rp10.000 per liter.

Dampak dan Harapan

Kenaikan harga BBM non-subsidi membawa berbagai dampak bagi masyarakat serta sektor industri. Masyarakat yang mengandalkan BBM jenis non-subsidi mungkin akan mempertimbangkan kembali bagaimana mereka akan mengelola konsumsi bahan bakar mereka, sementara beberapa sektor industri mungkin perlu menyesuaikan strategi operasionalnya dalam menghadapi kenaikan biaya operasional.

Namun demikian, langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam administrasi energi dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Langkah tersebut juga diharapkan dapat mendukung kebutuhan energi masyarakat, terutama di daerah Papua dan Maluku, dengan tetap menjaga harga BBM subsidi pada tingkat yang terjangkau.

Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku berharap penyesuaian harga ini tetap dalam koridor mendukung ekonomi lokal dan memastikan energi yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Apa Kata Pengamat?

Para pengamat ekonomi menilai bahwa langkah Pertamina menyesuaikan harga BBM non-subsidi adalah wajar, mengingat dinamika ekonomi global yang sangat cepat berubah. Pengamat Ekonomi Energi, Dr. Bambang Setiawan, menyatakan bahwa kebijakan ini adalah respons logis terhadap tantangan global. "Kenaikan harga minyak global dan fluktuasi nilai tukar adalah faktor eksternal yang memaksa perusahaan energi seperti Pertamina untuk melakukan penyesuaian. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan pasokan dan operasional," kata Bambang.

Dengan pasar minyak yang semakin bergejolak, Pertamina sedang menghadapi tekanan untuk menyeimbangkan antara tarif yang layak dan kemampuan masyarakat untuk membayar. Kebijakan semacam ini, menurut para ahli, perlu dilengkapi dengan strategi komunikasi yang efektif agar masyarakat paham alasan di balik keputusan perusahaan.

Dengan kebijakannya, Pertamina berharap semakin banyak pihak dapat memahami dan bersiap dengan penyesuaian yang ada ini. Diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat mendukung agar stabilitas pasokan BBM terus terjaga demi mendukung roda ekonomi nasional, terlebih dengan kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.

Terkini