UGM dan ITB Kolaborasi Strategis Kembangkan Riset Inovatif untuk Ketahanan Air dan Energi

Senin, 06 Januari 2025 | 13:07:59 WIB
UGM dan ITB Kolaborasi Strategis Kembangkan Riset Inovatif untuk Ketahanan Air dan Energi

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat ketahanan nasional di tengah krisis sumber daya alam yang kian mendesak, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar konferensi bertajuk “ITB Summit on Water and Energy Technology Development for National Security” di kampus Jakarta. Acara ini menjadi titik temu para akademisi, peneliti, dan pemangku kepentingan dalam membahas inovasi teknologi di bidang pemanfaatan air dan energi sebagai strategi menghadapi tantangan masa depan. Salah satu narasumber penting yang hadir adalah Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., yang membagikan paparan bertema "Arah Pengembangan Riset dan Inovasi di UGM dalam Kerangka Water-Energy Nexus".

Pentingnya Air sebagai Sumber Kehidupan

Dalam pidatonya, Prof. Ova menegaskan betapa vitalnya peran air sebagai sumber kehidupan. "Air adalah esensi dari kehidupan kita. Tubuh manusia, yang terdiri dari 80% air, sangat rentan terhadap risiko dehidrasi jika sumber air segar tidak tersedia," tegasnya. Beliau menyoroti bahwa dengan hanya 2,5% dari total air di bumi yang berupa air tawar, kebanyakan tersimpan dalam bentuk gletser atau jauh di bawah tanah, pengelolaan yang bijak dan efisien sangat esensial untuk kelangsungan hidup manusia.

Selanjutnya, Prof. Ova menjelaskan keterkaitan erat antara sistem pangan, energi, dan air yang dikenal dengan, Water-Energy Nexus. Elemen pengelolaan air meliputi penyediaan irigasi untuk pertanian, mendukung produksi pangan, dan memenuhi kebutuhan energi melalui hidropower serta biofuel. "Pengelolaan air yang efektif bukan hanya soal memanfaatkan sumber daya, tetapi juga menjaga kualitas hidup dan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan air minum dan mengelola limbah," tambahnya.

Tantangan Global dan Inovasi Teknologi

Dalam menghadapi percepatan pertumbuhan populasi dan dampak perubahan iklim, Prof. Ova menekankan pentingnya adopsi inovasi teknologi dalam manajemen sumber daya air. Menyebut ancaman kekeringan akibat cuaca ekstrem seperti El Niño, beliau mengajak semua pihak untuk menerapkan pendekatan terpadu dalam mengelola air dan energi. "Sektor pertanian menghabiskan 80-90% dari total konsumsi air tawar secara global, mengindikasikan tekanan besar yang harus kita atasi melalui langkah-langkah inovatif," ujarnya.

Dalam konteks nasional, Prof. Ova mencermati kebijakan penggunaan air tanah di perkotaan Indonesia yang kerap berlebihan. Menurutnya, pertumbuhan urbanisasi menuntut peningkatan konsumsi air domestik, situasi ini mengharuskan diterapkannya kebijakan yang proaktif dan aksesibel agar air bersih dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya di daerah marjinal. "Dibutuhkan infrastruktur yang kuat dan regulasi yang menyeluruh untuk menjawab tantangan ini," tegas Prof. Ova.

Potensi Hidropower dan Pemanfaatan Energi Terbarukan

Seiring pertumbuhan kebutuhan energi, Prof. Ova menyoroti peluang besar yang dimiliki Indonesia dalam sektor hidropower. Saat ini, dari total 162 pembangkit hidropower, sebagian besar berpusat di Pulau Jawa, sementara daerah lain, terutama di luar Jawa, yang juga memiliki potensi besar hanya memiliki 67 unit. "Ini adalah langkah penting dan peluang emas yang harus kita kelola secara optimal untuk mencapai ketahanan energi nasional melalui sumber energi terbarukan," paparnya.

Keterlibatan UGM dalam Pengembangan Inovasi

Sebagai bagian dari kontribusi nyata Universitas Gadjah Mada dalam mendukung Water-Energy Nexus, Prof. Ova menjelaskan bahwa UGM memiliki berbagai pusat penelitian yang fokus pada isu ini, seperti manajemen daerah aliran sungai (DAS), pengelolaan terpadu sumber daya air, hingga implikasi sosial-ekonomi dari kelangkaan air. “Kami di UGM berkomitmen untuk mendorong riset dan inovasi yang mampu memberikan solusi nyata dalam menjaga ketersediaan dan distribusi air secara adil,” katanya. Ini termasuk penggunaan teknologi canggih dalam pengelolaan air, seperti Sistem Pemantauan Air atau water moon, yang dikembangkan untuk memantau kualitas dan kuantitas air serta mengintegrasikannya dalam sistem pajak pemakaian.

Solusi Inovatif Menuju Ketahanan Berkelanjutan

Di akhir pemaparannya, Prof. Ova memaparkan berbagai inovasi yang sedang dikembangkan di UGM, dari rainwater harvesting dengan keterlibatan mahasiswa dan masyarakat hingga sistem pertanian presisi dan konservasi air untuk ketahanan pangan berkelanjutan. "Inisiatif-inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan air dan membantu memanfaatkan energi secara lebih efisien di Indonesia," ungkapnya.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara UGM dan ITB, dengan harapan mampu menghadapi tantangan perubahan iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan di masa depan. "Dengan sinergi berbagai pemangku kepentingan dan komitmen dalam riset inovatif, kita optimis mampu membangun ketahanan yang lebih kuat," pungkas Prof. Ova.

Dalam kerangka penguatan ketahanan nasional, inisiatif ini tidak hanya menjadi momentum diskusi strategis, tetapi juga aksi nyata menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Terkini