Nilai Tukar Rupiah Menguat: Implikasi Kebijakan Tarif AS Terhadap Kondisi Ekonomi Indonesia

Jumat, 24 Januari 2025 | 12:20:08 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat: Implikasi Kebijakan Tarif AS Terhadap Kondisi Ekonomi Indonesia

Jakarta - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini dibuka dengan penguatan signifikan mencapai level Rp16.223 per dolar Amerika Serikat (AS), meningkat 0,37 persen atau 60,5 poin berdasarkan data dari Bloomberg. Penguatan ini terjadi di tengah koreksi nilai dolar AS yang saat ini berada pada level 108,17, meski mengalami peningkatan kecil sebesar 0,011 persen.

Seiring dengan penguatan rupiah, sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya juga menunjukkan tren positif. Dolar Hong Kong dan dolar Taiwan masing-masing menguat 0,06 persen, sementara peso Filipina dan yuan China masing-masing menguat 0,25 persen dan 0,09 persen, Jumat, 24 Januari 2025.

Namun, tidak semua mata uang Asia menunjukkan penguatan. Yen Jepang mengalami pelemahan sebesar 0,17 persen, won Korea Selatan turun 0,12 persen, dolar Singapura melemah 0,01 persen, dan rupee India mengalami penurunan 0,12 persen.

Pergerakan nilai tukar mata uang ini tidak lepas dari kebijakan perdagangan internasional, terutama pernyataan terbaru Presiden AS, Donald Trump. Pakar forex, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS terhadap China serta potensi penambahan tarif terhadap Uni Eropa berdampak signifikan terhadap fluktuasi mata uang global.

"Keputusan Trump untuk mengenakan tarif 10 persen pada impor dari China mulai 1 Februari menambah tekanan terhadap pasar mata uang. Ia juga berencana menambah sanksi baru terhadap Rusia jika tidak mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina," tutur Ibrahim dalam keterangan tertulisnya pada 23 Januari 2025.

Tidak hanya itu, Trump juga telah menyatakan niatnya untuk menerapkan tarif sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, serta 10 persen terhadap Tiongkok terkait pengiriman fentanil ke AS. Kebijakan perdagangan ini tentunya memicu tantangan ekonomi bagi negara-negara yang terlibat, termasuk Indonesia.

Kondisi Kurs di Bank-Bank Utama Indonesia

Memantau kondisi dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di beberapa bank utama Indonesia juga menunjukkan dinamika menarik. Di PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), pada pukul 09.26 WIB, harga beli dolar AS ditetapkan pada Rp16.203 dan harga jual Rp16.228 berdasarkan e-rate. Untuk TT Counter, harga beli dan jual masing-masing berada pada Rp16.080 dan Rp16.380. Berdasarkan Bank Notes, kedua harga tersebut stabil pada Rp16.080 untuk beli dan Rp16.380 untuk jual.

Situasi serupa terjadi di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), yang pada pukul 09.30 WIB harga beli dan jual dolar AS untuk e-rate tercatat masing-masing sebesar Rp16.200 dan Rp16.223. Pada TT Counter, harga beli dan jual berada pada Rp16.125 dan Rp16.325.

Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), special rate untuk dolar AS pada pukul 09.07 WIB menunjukkan harga beli sebesar Rp16.215 dan harga jual Rp16.255. Berdasarkan TT Counter, harga beli per dolar AS adalah Rp16.025 dan harga jual Rp16.375, dengan pembaruan terakhir pada Kamis pukul 09.36 WIB. Mengacu pada Bank Notes dengan pembaruan pukul 09.12 WIB, harga beli dan jual masing-masing ditetapkan Rp16.000 dan Rp16.350.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) pada pukul 09.35 WIB menetapkan harga beli dolar AS pada Rp16.201 dan harga jual pada Rp16.221 berdasarkan special rates. Untuk TT Counter, harga beli dan jual masing-masing adalah Rp16.075 dan Rp16.375, angka yang juga berlaku di Bank Notes pada waktu yang sama.

Penguatan nilai tukar rupiah ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS. Meskipun tantangan perdagangan dari kebijakan internasional terus membayangi, ekonomi domestik diharapkan tetap stabil melalui langkah-langkah strategis dan kebijakan pemerintah yang adaptif terhadap situasi global.

Terkini