Uji coba jalur kereta api Solo-Wonogiri telah sukses dilakukan dengan menggemparkan publik akan peningkatan kecepatan dan efisiensi waktu tempuh yang signifikan. Jalur yang baru selesai dibangun pada akhir tahun 2024 ini kini mampu menampung kereta api yang melaju dengan kecepatan hingga 100 kilometer per jam. Uji coba ini tidak hanya menandai peningkatan infrastruktur jalur kereta api di wilayah tersebut, tetapi juga membawa kemajuan dalam sektor transportasi di Indonesia.
Fokus utama uji coba yang dilakukan oleh Daop 6 Yogyakarta adalah untuk menguji prasarana-prasarana baru yang telah dibangun, seperti peron, jalur rel, dan fasilitas pendukung lainnya. Manager Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, menyatakan bahwa saat uji coba dilakukan, kereta api berangkat dari Solo dengan kecepatan mencapai 70 kilometer per jam. Kemudian, ketika kembali dari Wonogiri menuju Solo, kecepatan ditingkatkan hingga 100 kilometer per jam. "Hasil uji coba track sangat bagus dan bisa dilalui kereta api dengan kecepatan tinggi," ujar Krisbiyantoro.
Penambahan ini jelas menunjukkan peningkatan yang signifikan dari jalur sebelumnya yang digunakan oleh Railbus Batara Kresna dengan kecepatan maksimal hanya 40 kilometer per jam. Dengan peningkatan ini, waktu tempuh antara Solo dan Wonogiri dapat dipangkas menjadi hanya sekitar 1 jam 5 menit, berbanding jauh dengan waktu tempuh sebelumnya sekitar dua jam.
Keberhasilan uji coba ini merupakan dampak dari berbagai pembaruan infrastruktur yang dilakukan, termasuk penggantian ukuran rel dari sebelumnya R33 dan R45 menjadi R54. Dengan ukuran rel terbaru ini, jalur kereta api memiliki kesamaan dengan jalur Solo-Yogyakarta yang sudah lebih dulu dapat dilalui kereta api dengan kecepatan hingga 120 kilometer per jam.
Guna memastikan kelancaran operasional ke depan, grafik perjalanan kereta yang baru akan mulai berlaku pada 1 Februari 2025. Hal ini menandai era baru bagi jalur Solo-Wonogiri yang juga akan menerapkan grafik perjalanan terbarunya pada Mei 2025. Dalam sistem baru ini, dijadwalkan kereta api akan beroperasi tiga kali pulang-pergi dalam satu hari, yakni pada pagi, siang, dan malam. "Berangkat dari Stasiun Purwosari setiap pukul 04.15, 14.00 dan 19.00. Tapi jadwal itu masih tentatif, masih bisa berubah," kata Krisbiyantoro.
Selain peningkatan kecepatan dan efisiensi waktu tempuh, pembaruan ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api sebagai moda transportasi utama di jalur Solo-Wonogiri. Seiring dengan kenaikan jumlah perjalanan per hari dari dua kali menjadi tiga kali, frekuensi dan kapasitas angkutan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang meningkat.
Implementasi jalur kereta api yang baru ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sekitarnya dengan memfasilitasi pergerakan manusia dan barang secara lebih efektif dan efisien. Ini adalah langkah positif menuju peningkatan kapasitas transportasi publik yang lebih aman, nyaman, dan cepat.
Kesuksesan uji coba jalur Solo-Wonogiri ini mencerminkan komitmen pemerintah dan pihak terkait dalam meningkatkan kualitas layanan transportasi kereta api di Indonesia. Melalui pembaruan infrastruktur dan penerapan teknologi terbaru, masyarakat dapat merasakan manfaat yang nyata dalam hal keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi penggunaan waktu dalam perjalanan mereka. Dengan jalur yang lebih cepat dan efisien, bukan tidak mungkin tren penggunaan kereta api di Indonesia akan meningkat dan berdampak positif pada pengembangan wilayah-wilayah yang dilaluinya.