Perencanaan keuangan keluarga adalah langkah yang krusial untuk memastikan stabilitas finansial dalam kehidupan rumah tangga.
Hal ini penting untuk menghindari potensi masalah keuangan yang dapat muncul di masa depan.
Dengan perencanaan yang matang, kamu bisa mengelola pendapatan dan pengeluaran dengan bijak, serta menyusun anggaran yang tepat untuk kebutuhan keluarga.
Ini akan membantu menghindari ketidakseimbangan keuangan yang bisa berisiko besar, seperti pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatan.
Pada dasarnya, perencanaan keuangan keluarga adalah fondasi yang kuat untuk mencapai kesejahteraan finansial jangka panjang. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Perencanaan Keuangan Keluarga adalah
Perencanaan keuangan keluarga adalah proses penting yang melibatkan pengelolaan keuangan dengan tujuan mencapai efisiensi, efektivitas, dan manfaat jangka panjang.
Dengan perencanaan yang tepat, keuangan keluarga dapat lebih terstruktur, membawa dampak positif untuk kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.
Pengelolaan keuangan yang baik memastikan kebutuhan sehari-hari tercukupi, sekaligus memungkinkan untuk menabung demi masa depan.
Selain itu, perencanaan ini juga membantu dalam mengontrol pengeluaran yang tidak perlu dan mengatasi biaya tak terduga.
Menyusun anggaran keluarga sangat penting untuk menghindari pengeluaran berlebihan dan mempermudah pencapaian berbagai tujuan hidup.
Dalam mengelola keuangan rumah tangga, banyak faktor yang perlu diperhatikan, mulai dari kebutuhan pokok hingga keinginan tambahan yang sifatnya lebih konsumtif.
Peran suami dan istri dalam merencanakan keuangan bersama sangat penting agar hasilnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keluarga.
Tips Perencanaan Keuangan Keluarga
1. Menghitung total pendapatan keluarga
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam merencanakan keuangan keluarga adalah menghitung seluruh pendapatan bulanan yang diperoleh.
Ini meliputi gaji tetap, penghasilan dari usaha yang dijalankan, pekerjaan lepas, serta sumber pendapatan lainnya.
Total pendapatan yang dihitung akan menjadi dasar untuk menentukan alokasi dana dan prioritas pengeluaran sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Keberhasilan dalam merencanakan keuangan keluarga sangat bergantung pada transparansi terkait semua sumber pendapatan.
Oleh karena itu, suami dan istri harus saling terbuka dan tidak menyembunyikan pendapatan demi kelancaran perencanaan keuangan keluarga.
2. Menyusun anggaran pengeluaran bulanan
Langkah berikutnya dalam mengatur keuangan keluarga adalah dengan menyusun anggaran pengeluaran setiap bulan. Membuat anggaran ini bertujuan untuk memantau aliran keuangan dan membantu mencegah pengeluaran yang tidak perlu.
Anggaran yang baik akan membantu keluarga untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menghindari keborosan.
Untuk membuat anggaran pengeluaran bulanan, kamu bisa mulai dengan melihat contoh perencanaan keuangan keluarga dari orang lain.
Setelah itu, catat total pemasukan dari suami dan istri, lalu buatlah rincian pengeluaran yang dibutuhkan setiap hari atau bulannya. Pastikan anggaran ini mencakup kebutuhan utama, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.
Bagi pasangan yang baru menikah, menyusun anggaran bulanan ini cenderung lebih mudah karena pengeluaran mereka lebih terkontrol dan bisa diprediksi, terutama jika belum memiliki anak.
Namun, bagi keluarga yang sudah memiliki anak, pengeluarannya tentu lebih beragam dan memerlukan perhatian lebih.
Selain itu, kamu juga bisa memeriksa apakah ada pengeluaran yang dapat dikurangi agar lebih efisien.
Untuk menyusun anggaran pengeluaran keluarga, kamu bisa menggunakan rumus sederhana yang memprioritaskan kebutuhan utama terlebih dahulu, baru kemudian merinci anggaran untuk kebutuhan lainnya.
Salah satu rumus yang bisa diterapkan adalah 50-30-10-10, di mana 50% dari pendapatan digunakan untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan dan utang, 10% untuk tabungan dan investasi, serta 10% terakhir untuk dana sosial atau sedekah.
3. Menentukan prioritas keuangan keluarga
Saat merencanakan keuangan keluarga, penting untuk menentukan prioritas keuangan yang tepat. Setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda, dan hal ini perlu dibicarakan bersama pasangan untuk menyusun prioritas yang sesuai.
Dengan memisahkan kebutuhan utama dan kebutuhan yang lebih bersifat tambahan, perencanaan keuangan akan menjadi lebih terarah.
Bagi pasangan yang bekerja dan menggabungkan pendapatan dalam satu rekening, penting untuk mendahulukan kebutuhan pokok seperti biaya makan, tagihan listrik dan air, serta biaya pendidikan.
Setelah itu, baru alokasikan dana untuk kebutuhan sekunder dan lainnya. Dengan cara ini, pengelolaan keuangan keluarga akan lebih mudah dan terorganisir.
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip perencanaan keuangan keluarga syariah, yang menekankan pentingnya zakat dan sedekah.
4. Mencatat semua pengeluaran dengan rinci
Untuk menghindari pemborosan, sangat penting untuk mencatat setiap pengeluaran secara rinci. Kamu bisa melakukannya dengan menulis di buku, menggunakan aplikasi pengelola keuangan, atau memanfaatkan program seperti Microsoft Excel.
Dengan mencatat pengeluaran secara detail, kamu akan lebih mudah memantau alokasi keuangan keluarga dan memastikan bahwa semua pengeluaran sesuai dengan kebutuhan.
Metode ini sangat membantu dalam mengelola keuangan keluarga, terutama bagi pasangan yang baru menikah. Dengan catatan yang jelas, setiap pengeluaran akan terlihat lebih transparan dan bisa disesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
5. Menyediakan dana darurat
Menyiapkan dana darurat adalah langkah penting yang harus dilakukan oleh setiap rumah tangga, baik yang baru menikah maupun yang sudah lama.
Dana darurat berfungsi sebagai cadangan yang hanya digunakan dalam situasi mendesak, seperti perbaikan rumah, kehilangan pekerjaan, atau pengeluaran tak terduga lainnya.
Untuk mengelola dana darurat, kamu bisa memasukkannya ke dalam perencanaan anggaran bulanan.
Pastikan dana darurat disisihkan secara terpisah dalam rekening khusus, agar tidak terpakai untuk kebutuhan sehari-hari. Besaran dana darurat ini dapat disesuaikan dengan pengeluaran bulanan keluarga dan dibicarakan bersama pasangan.
6. Menjaga rasio utang yang sehat
Dalam merencanakan keuangan keluarga, penting untuk menjaga rasio utang agar tidak membebani keuangan.
Pastikan bahwa utang yang dimiliki tidak terlalu besar sehingga mengganggu pembagian anggaran dan menyebabkan kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga.
Gaya hidup konsumtif dan utang bisa menjadi penghambat yang signifikan dalam perencanaan keuangan keluarga.
Salah satu tanda bahwa keuangan keluarga dikelola dengan baik adalah rasio utang yang tidak lebih dari 30% dari pendapatan utama.
Kebiasaan membeli barang dengan utang, baik menggunakan kartu kredit atau pinjaman dari lembaga keuangan, sebaiknya dihindari.
Tidak peduli seberapa besar penghasilan keluarga, jika kebiasaan konsumtif terus berlanjut, keuangan akan tetap tertekan.
Oleh karena itu, mulailah untuk mengurangi utang dengan fokus pada pembayaran cicilan yang lebih kecil terlebih dahulu, agar pendapatan tidak habis hanya untuk membayar utang.
7. Memisahkan dana tabungan dan investasi
Sering kali, tabungan dan investasi dianggap sebagai pos yang sama, padahal keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Dalam perencanaan keuangan keluarga yang baik, tabungan dan investasi harus dipisahkan, seperti yang dijelaskan oleh OJK.
Tabungan adalah dana yang sudah disisihkan untuk kebutuhan mendesak atau darurat, sementara investasi digunakan untuk membangun kekayaan jangka panjang.
Dengan memisahkan dana tabungan dan investasi, kamu dapat merencanakan keuangan keluarga dengan lebih efektif untuk masa depan.
Untuk investasi, pilihlah jenis yang sesuai dengan tujuan dan anggaran keluarga, seperti investasi emas, properti, atau bahkan bisnis seperti kafe dan restoran.
8. Menyisihkan dana asuransi
Dalam merencanakan keuangan keluarga, selain menyiapkan dana darurat, kamu juga harus menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana asuransi.
Memiliki asuransi akan memberikan perlindungan finansial yang penting bagi keluarga, terutama untuk menghadapi biaya tak terduga yang bisa lebih besar dari penghasilan.
Pilihlah jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, seperti asuransi pendidikan untuk anak-anak atau asuransi kesehatan.
Untuk asuransi kesehatan, kamu bisa memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan atau, jika anggaran memungkinkan, memilih asuransi swasta dengan fasilitas yang lebih lengkap.
Oleh karena itu, pastikan untuk memasukkan dana asuransi dalam perencanaan keuangan keluarga.
9. Menggunakan kartu kredit dengan bijak
Kartu kredit memang memberikan kemudahan dalam bertransaksi, tetapi penting untuk menggunakannya dengan bijak agar tidak berisiko merusak pengelolaan keuangan keluarga.
Jika tidak hati-hati, penggunaan kartu kredit bisa menyebabkan utang yang menumpuk dan kewajiban cicilan setiap bulan.
Jika kamu perlu menggunakan kartu kredit, pastikan untuk hanya membeli barang-barang yang benar-benar diperlukan atau yang sudah menjadi bagian dari anggaran bulanan.
Manfaatkan juga diskon atau promo yang ditawarkan oleh kartu kredit untuk mengurangi pengeluaran.
Selalu bedakan antara kebutuhan dan keinginan saat menggunakan kartu kredit. Penggunaan yang tidak terkontrol dapat berujung pada utang yang semakin menumpuk, dan ini akan sangat sulit untuk dibayar jika pengeluaran melebihi pendapatan bulanan.
Jika hal ini terjadi, itu berarti perencanaan keuangan keluarga telah gagal.
10. Melakukan audit pengeluaran keluarga secara rutin
Agar perencanaan keuangan keluarga tetap berjalan dengan lancar, penting untuk melakukan evaluasi pengeluaran secara rutin.
Langkah ini berguna untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan tetap berada pada jalur yang benar dan tidak berlebihan.
Dengan melakukan audit, kamu dapat memantau pengeluaran setiap bulan dan menggunakannya sebagai dasar untuk merencanakan keuangan di bulan berikutnya.
Jika dalam audit ditemukan adanya lonjakan pengeluaran, periksa pos-pos mana yang memakan biaya lebih besar dan cari tahu penyebabnya.
Dengan cara ini, kamu bisa menemukan solusi untuk mencegah terulangnya pengeluaran berlebihan di bulan berikutnya. Dalam merencanakan keuangan keluarga, usahakan untuk membuat anggaran yang fleksibel dan tidak terlalu ketat.
Yang penting adalah memastikan pembagian keuangan rumah tangga sesuai dengan pendapatan bulanan.
Dengan perencanaan yang tidak terlalu rigid, kamu juga tetap bisa melakukan penyesuaian jika diperlukan, demi mencapai pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Manfaat yang Diperoleh dari Perencanaan keuangan keluarga
1. Meningkatkan keharmonisan dalam keluarga
Salah satu manfaat utama dari penerapan perencanaan dan pengelolaan keuangan adalah terciptanya hubungan keluarga yang lebih harmonis.
Hal ini karena proses penyusunan anggaran bulanan membutuhkan komunikasi yang terbuka antara pasangan, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun.
Dalam perencanaan keuangan, jika ada keinginan untuk membeli barang, hal ini harus disampaikan terlebih dahulu kepada pasangan.
Keterbukaan seperti ini membantu pasangan untuk bersama-sama memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan rumah tangga. Dengan saling terbuka, hubungan dalam keluarga akan menjadi lebih harmonis.
2. Memiliki rencana keuangan untuk masa depan
Perencanaan keuangan keluarga yang baik juga membantu merencanakan masa depan yang lebih terjamin.
Fokusnya bukan hanya pada kebutuhan jangka pendek, tetapi juga untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan, seperti menyiapkan dana pendidikan untuk anak.
Dengan perencanaan yang matang, anak-anak dapat memperoleh pendidikan terbaik tanpa khawatir soal biaya.
Oleh karena itu, penting untuk mengatur keuangan keluarga dengan bijak sesuai dengan kebutuhan jangka panjang.
3. Terhindar dari masalah utang
Tanpa pengelolaan keuangan yang tepat, kemungkinan besar pengeluaran akan melebihi pendapatan, yang akhirnya bisa menyebabkan masalah utang.
Namun, dengan perencanaan keuangan yang baik, kamu bisa mengatur pengeluaran secara bijak sehingga tidak melebihi pendapatan bulanan.
Dengan cara ini, keluarga bisa terhindar dari lilitan utang yang bisa mengganggu kestabilan keuangan dan kesejahteraan keluarga.
4. Menyediakan perlindungan dari pengeluaran tak terduga
Keluarga yang menerapkan pengelolaan keuangan yang baik cenderung lebih menghargai pentingnya berhemat dan menabung untuk kebutuhan masa depan.
Dengan prinsip menabung dan berhemat, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang tua, tetapi juga anak-anak.
Dengan perencanaan keuangan yang matang, kamu tidak perlu khawatir menghadapi pengeluaran tak terduga karena sudah menyiapkan tabungan untuk dana darurat.
Selain itu, dengan memiliki pos khusus untuk investasi dan asuransi, kamu dapat melindungi keluarga dari risiko finansial yang tidak terduga. Ini berarti, kamu bisa menghindari berutang untuk menutupi pengeluaran mendesak tersebut.
6. Menjalani hidup yang lebih tertib dan teratur
Manfaat lain dari menerapkan perencanaan keuangan keluarga yang baik adalah kehidupan yang lebih tertib dan teratur.
Dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rinci, kamu akan lebih mudah memantau alur keuangan keluarga setiap bulan.
Selain itu, dengan perencanaan yang baik, segala kebutuhan keluarga maupun individu dapat dipersiapkan dengan lebih terstruktur.
Ini tidak hanya mencakup kebutuhan pokok, tetapi juga memungkinkan kamu untuk menyisihkan dana untuk hal-hal lain, seperti liburan atau kegiatan lainnya.
Sebagai penutup, perencanaan keuangan keluarga adalah langkah penting untuk mencapai stabilitas finansial dan kesejahteraan jangka panjang, memastikan setiap kebutuhan dapat terpenuhi dengan bijak.