Energi

Realisasi Bauran Energi Terbarukan Masih 14,1%, Indonesia Berupaya Kejar Target

Realisasi Bauran Energi Terbarukan Masih 14,1%, Indonesia Berupaya Kejar Target
Realisasi Bauran Energi Terbarukan Masih 14,1%, Indonesia Berupaya Kejar Target

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini merilis data terbaru terkait realisasi proporsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Dilaporkan bahwa hingga awal tahun 2025, pencapaian bauran EBT baru mencapai 14,1%. Angka ini masih jauh di bawah target ambisius yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 23% pada 2025. Laporan ini mengindikasikan tantangan yang signifikan bagi upaya transisi energi di Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi EBT terbesar di dunia.

Kenaikan Dari Tahun Sebelumnya

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Kementerian ESDM, Eniya Listiyani Dewi, mengungkapkan bahwa meski belum mencapai target, ada sedikit peningkatan dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 13,9%. "Capaian bauran terbaru adalah naik 1%, jadi capaian EBT kita, kemarin 13,9% sekarang 14,1% target bauran EBT yang tercapai, sudah tambah 1% dengan tambahan kapasitas EBT terinstal 872 MW," ungkap Eniya dalam acara 'Semangat Awal Tahun 2025' di Jakarta.

Meski demikian, Eniya mengakui bahwa capaian ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN). Pemerintah, katanya, sedang mempertimbangkan untuk meninjau kembali target KEN guna menyesuaikannya dengan perkembangan terbaru dan tantangan yang dihadapi di lapangan.

Faktor Peninjauan Kembali Target

Salah satu faktor yang mempengaruhi peninjauan kembali target adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi. "KEN ini dikembalikan lagi ke presiden karena perlu ditinjau. Karena waktu itu perhitungannya masih berdasarkan pertumbuhan ekonomi 6,5%. Ini harus ditinjau ulang karena target kita adalah 8%. Sebentar lagi akan ditetapkan," jelas Eniya. Kondisi ini menunjukkan dinamisnya perencanaan energi di tengah tantangan global dan domestik.

Potensi Panas Bumi

Untuk meningkatkan bauran EBT, Kementerian ESDM berencana mengandalkan potensi energi panas bumi yang melimpah. Diharapkan beberapa proyek panas bumi dapat beroperasi pada akhir 2024. Eniya menjelaskan bahwa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Merapi yang memiliki kapasitas 41 megawatt (MW) telah menerima sertifikat laik operasi (SLO) pada pertengahan Desember lalu. Selain itu, terdapat PLTP Salak Binari dengan kapasitas 15 MW dan PLTP Ijen sebesar 45 MW.

"Dengan masuknya PLTP Sorik Merapi, yang terdiri dari 91 MW, 50 MW di antaranya sudah COD [commercial operation date] dan sisanya 41 MW tinggal menunggu amdal. Kami optimistis kontribusi bauran EBT akan meningkat secara signifikan," ujar Eniya beberapa waktu lalu.

Kontribusi Panas Bumi Dalam Bauran Energi Nasional

Berdasarkan data Kementerian ESDM, listrik yang dihasilkan dari panas bumi sudah mencapai 5% dari total bauran energi nasional, yang merupakan sekitar 40% dari keseluruhan bauran EBT. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen listrik panas bumi terbesar di dunia, dengan kapasitas terpasang mencapai 2,6 GW atau setara dengan 11% dari total potensi panas bumi nasional.

Pemetaan dan Eksplorasi

Pemerintah hingga saat ini telah mengidentifikasi 362 titik potensi panas bumi dengan kapasitas total 23,6 GW. Ini termasuk 62 wilayah kerja panas bumi dan 12 wilayah penugasan untuk survei pendahuluan dan eksplorasi. Upaya pemetaan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya terbarukan untuk mencapai bauran energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Arah Kebijakan Ke Depan

Sementara pemerintah berupaya mencapai target yang ditetapkan, dinamika kebijakan dan teknologi serta tantangan ekonomi memerlukan adaptasi dan perencanaan yang lebih matang. Peningkatan kapasitas dan investasi dalam bidang energi terbarukan diharapkan dapat mendorong pembaruan strategis ke arah yang lebih tepat guna mencapai target bauran energi tahun 2025.

Dengan tantangan yang ada, Eniya menekankan pentingnya kerjasama antara berbagai pihak termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. “Setiap langkah menuju pencapaian target membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pemangku kepentingan. Dengan bekerja bersama, kita dapat mencapai target energi terbarukan kita,” tutup Eniya.

Upaya yang komprehensif dan masif akan diperlukan untuk menjadikan proyeksi bauran energi nasional suatu realitas. Dengan tekad kuat dan kebijakan yang adaptif, Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin dalam penerapan energi terbarukan di kawasan dan global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index