Dalam perkembangan terbaru dari konflik Rusia-Ukraina, militer Rusia terus menargetkan kota strategis Pokrovsk di wilayah Donbas, Ukraina. Ini menandai sebuah babak baru dalam upaya Moskow untuk mengguncang stabilitas suatu wilayah yang sudah lama menjadi pusat perhatian dalam peperangan ini. Tidak seperti taktik agresif sebelumnya yang berfokus pada pertempuran frontal, operasi kali ini tampaknya memperlihatkan pendekatan yang lebih halus dengan tujuan menindak lanjuti penguasaan secara bertahap.
Strategi Baru Rusia Di Donbas
Sejak Rabu, 15 Januari 2025, laporan dari saluran publik militer Ukraina, DeepState, melalui Telegram menunjukkan bahwa Rusia telah menguasai wilayah pinggiran barat daya Pokrovsk. "Musuh telah mencapai jalan dan rel kereta api di barat daya desa, dan juga berusaha menerobos ke pemukiman itu sendiri," ujar laporan tersebut yang dikutip dari Strana.
Penguasaan Rusia terhadap desa Kotlino, tempat jalur rel kereta yang strategis, berarti gangguan besar bagi kemampuan Ukraina dalam mengirimkan logistik dan menggerakkan pasukan. Serangan ini juga menunjukkan bahwa Rusia secara sistematis menutup akses keluar-masuk Pokrovsk, meninggalkan hanya bagian utara sebagai jalur pelarian bagi pasukan Ukraina untuk mundur dari kota tersebut.
Perlawanan Intensif Dan Tantangan Logistik
Dalam rangka memperkuat tekanan terhadap Pokrovsk, angkatan udara Rusia terus menggempur pusat kota menggunakan bom berpemandu dan drone FPV kamikaze berteknologi canggih. Sementara itu, jalur transportasi penting menghubungkan Pokrovsk dengan Pavlograd di oblast Dnepropetrovsk menjadi target rentetan bom FAB yang memiliki daya hancur tinggi. "Serangan bom berpemandu Rusia terus dijatuhkan. Sasarannya adalah jalan dari Pavlograd ke Pokrovsk, yang sudah berada di zona risiko untuk pergerakan," catat DeepState.
Upaya Rusia untuk menutup jalur logistik Kyiv terus mendapat hambatan dari perlawanan ketat yang diberikan oleh tentara Ukraina. Menurut Ukrinform, pertempuran sengit terjadi di sektor Pokrovsk selama 24 jam terakhir dengan militer Ukraina berhasil menghentikan sekitar 70 serangan musuh di daerah sekitar, termasuk Yantarne, Novotoretske, dan Shevchenko.
Taktik Destruktif di Tambang Batu Bara
Sementara itu, di tengah serangan yang semakin intensif, militer Ukraina dilaporkan telah menghancurkan beberapa tambang batu bara di barat daya Pokrovsk. Langkah ini dianggap sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah Rusia menggunakan tambang tersebut sebagai tempat persembunyian dan strategi baru. "Tambang batu bara diledakkan untuk mencegah militer Rusia memindahkan pasukannya secara diam-diam," lapor The New York Times.
Tambang batu bara di Pokrovsk merupakan bagian dari infrastruktur kunci untuk ekonomi Ukraina, khususnya dalam industri baja. Meski sudah hancur, tambang ini sebelumnya menyuplai batu bara berkualitas tinggi yang sangat diminati oleh pabrik-pabrik peleburan baja di Ukraina. Namun, meningkatnya aktivitas militer Rusia di sekitar tambang mengancam keselamatan dan kelangsungan produksi di lokasi tersebut.
Gangguan Pada Oporasional Industri Tambang
Dalam kondisi darurat yang dihadapinya, perusahaan Metinvest, yang mengoperasikan tambang tersebut, terpaksa menghentikan sebagian operasional di lokasi Pishchane yang kerap terdampak serangan. Penutupan tambang ini menjadi pukulan bagi produksi batu bara Ukraina, mengingat kontribusinya yang besar—sekitar 50% dari total output Metinvest.
Terlepas dari segala tantangan, Ukraina berusaha mempertahankan tambang tetap beroperasi. Namun sering kali, serangan Rusia mengganggu pasokan listrik dan sistem ventilasi, memverifikasikan ancaman yang mengharuskan evakuasi segera terhadap para penambang. Hal tersebut tidak mengubah pentingnya tambang ini secara ekonomi, karena mereka terus menjadi sumber penting bagi perekonomian, terutama dalam sektor pembuatan baja.
Dengan serangan Rusia yang terus berlanjut, nasib kota Pokrovsk dan infrastruktur pentingnya seperti tambang batu bara masih dalam kondisi genting. Jalan menuju perdamaian dan penyelesaian konflik ini tampaknya masih panjang, dengan strategi pertempuran masing-masing pihak terus berkembang dan dengan dampak pada ekonomi lokal serta regional.
Prospek Masa Depan Konflik
Serangan Rusia di wilayah ini sekali lagi menggarisbawahi kompleksitas dan keparahan konflik yang kini memasuki hari ke-1057. Ketika Rusia disebut telah menguasai Neskuchnoye dan bergerak semakin dekat ke Pokrovsk dan Kurakhovo, penting bagi komunitas internasional untuk terus memantau situasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh Ukraina. Masa depan dari konflik ini akan bergantung pada dinamika kekuatan militer di lapangan serta pada sikap komunitas global dalam menghadapi tindakan agresi yang dilancarkan.
Sehingga, penguasaan Rusia terhadap Pokrovsk dapat membawa konsekuensi luas, tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga terhadap stabilitas geopolitik di kawasan tersebut. Para pengamat memperingatkan bahwa situasi ini berpotensi memicu lebih banyak ketidakstabilan jika tidak segera diselesaikan melalui upaya diplomatis dan negosiasi.