Jakarta - Investasi perumahan di Kabupaten Lebak, Banten, mengalami pertumbuhan pesat dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini tidak hanya memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi masyarakat setempat, tetapi juga menciptakan peluang kerja baru.
Perkembangan ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah yang berkomitmen untuk terus mendukung iklim investasi yang kondusif, Selasa, 14 Januari 2025.
Robertus Erwin H, Analis Kebijakan Madya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak, mengungkapkan bahwa keberadaan investasi perumahan ini mampu meningkatkan perekonomian daerah. "Kami meyakini kehadiran investasi perumahan dapat mempercepat pembangunan di Lebak dan mengejar ketertinggalannya," ujar Robertus saat ditemui di Rangkasbitung, Kamis, 9 Januari 2025.
Dengan adanya investasi signifikan di sektor perumahan, khususnya di wilayah-wilayah seperti Kecamatan Maja, Rangkasbitung, Cibadak, Warunggunung, dan Bayah, Kabupaten Lebak kini menjadi daerah yang semakin menarik bagi investor. Keberadaan infrastruktur yang memadai seperti Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuterline dan Jalan Tol Serang-Panimbang turut mendorong perkembangan ini. Sebagai contoh, perjalanan dari Jakarta ke Maja dan Rangkasbitung kini dapat ditempuh hanya dalam waktu satu jam menggunakan KRL. Faktor-faktor ini menjadikan Lebak lebih terjangkau dan menarik minat para investor.
Kemudahan dalam proses perizinan yang berbasis digitalisasi juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan investasi. Sistem ini memungkinkan pengurusan perizinan tanpa biaya tambahan dan waktu yang lebih efisien, sehingga meningkatkan minat investor baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).
Lebak, yang selama ini tertinggal dibandingkan daerah lain di Provinsi Banten, kini mulai mengejar ketertinggalannya melalui investasi yang tumbuh pesat. Tahun 2024, target investasi di Kabupaten Lebak diharapkan mencapai Rp1,4 triliun. Saat ini, pengembang PMDN seperti PT Citra Maja Raya dan PT Royal Garden menjadi pemain utama dalam mendukung pertumbuhan ini dengan menyediakan hunian yang terjangkau.
Lahan yang masih luas dan harga tanah yang relatif murah dibandingkan dengan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengembang. Selain itu, banyak dari perumahan yang dibangun adalah segmen perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang dirancang agar terjangkau oleh masyarakat ekonomi bawah. "Kami optimistis permukiman perumahan itu dapat menampung warga DKI Jakarta 2,5 juta tinggal di Lebak," tambah Robertus.
Salah satu warga yang merasakan manfaat dari investasi ini adalah Agung (45), seorang penduduk Jakarta yang kini tinggal di Perumahan Maja. "Kini saya bersama keluarga tinggal di rumah MBR dengan angsuran kredit Rp1,2 juta per bulan selama 15 tahun," ungkap Agung. Setiap hari, Agung bekerja di Jakarta dan kembali ke Maja menggunakan KRL, yang menjadi pilihan transportasi yang praktis dan efisien.
Ke depan, pemerintah Kabupaten Lebak terus berupaya menggenjot promosi agar menarik lebih banyak investasi. Dengan terciptanya kawasan ekonomi baru, diharapkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat dapat meningkat signifikan. Potensi pertumbuhan ini memberi harapan besar bagi Kabupaten Lebak untuk menjadi salah satu kawasan yang lebih maju dalam waktu dekat.
Dengan strategi promosi dan infrastruktur yang semakin baik, Lebak diharapkan dapat menjadi destinasi investasi yang strategis bagi pengembang properti, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal.