Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang menjadi salah satu proyek strategis nasional kini memasuki tahap progres fisik sebesar 30 persen. Proyek ini diharapkan tidak hanya memperlancar konektivitas antara Semarang-Demak, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang untuk pengendalian banjir di wilayah tersebut. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memastikan bahwa proyek ini akan selesai sesuai jadwal pada April 2027.
Dalam kesempatan kunjungannya ke lokasi proyek, AHY menegaskan pentingnya menyelesaikan tol ini tepat waktu. "Kita akan pastikan tol ini selesai dengan sebaik-baiknya sesuai timeline. Dengan adanya tol yang terintegrasi dengan tanggul laut, masyarakat akan lebih nyaman dan tenang karena terhindar dari bahaya banjir," ujarnya. Pernyataan ini datang pada acara inspeksi proyek yang berlangsung pada 13 Januari 2025.
Proyek Tol Semarang-Demak sendiri dibagi menjadi dua seksi dengan panjang total 26,95 km. Seksi 1 Kaligawe-Sayung membentang sepanjang 10,64 km di atas laut, sementara Seksi 2 Sayung-Demak yang telah beroperasi sejak Februari 2023 memiliki panjang 16,31 km. Meskipun baru mencapai 30,59 persen pada Seksi 1, setiap seksi dibagi menjadi tiga paket pengerjaan: Paket 1A (47,15 persen), Paket 1B (28,7 persen), dan Paket 1C (20,83 persen). Paket 1B terintegrasi langsung dengan tanggul laut yang fungsional dalam menghalau banjir, sementara Paket 1C diperlengkapi dengan dua kolam retensi untuk mengelola aliran air menuju Sungai Babon dan akhirnya ke laut.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Wilan Oktavian menyoroti inovasi teknik yang digunakan dalam pembangunan seksi ini. "Tol ini dibangun dengan metode unik berupa penghamparan matras bambu setebal 13 lapis di atas laut. Selain itu, perbaikan tanah lunak dilakukan menggunakan pemasangan material penyalir vertikal pra-fabrikasi (PVD) dan preloading dengan material timbunan pilihan," jelas Wilan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat mengoptimalkan stabilitas dan keamanan struktur tol di area yang sebelumnya berlumpur dan tak stabil.
Tol Semarang-Demak diperkirakan akan meningkatkan efisiensi transportasi di sepanjang jalur tersebut secara signifikan. Saat rampung, waktu tempuh diprediksi dapat ditekan dari 30-60 menit menjadi hanya sekitar 10 menit. Hal ini akan berdampak besar pada pengurangan biaya logistik dari Rp25.253 per perjalanan menjadi hanya Rp4.205 per perjalanan, sehingga bisa memberikan manfaat ekonomis yang nyata bagi masyarakat dan industri di sekitarnya.
Selain fungsinya dalam mendukung konektivitas regional, proyek ini juga merupakan bagian dari upaya pengendalian banjir berkat integrasi dengan tanggul laut serta infrastruktur pendukung lainnya. Hal ini menjelaskan pentingnya proyek ini tidak hanya dilihat sebagai pengembangan infrastruktur transportasi semata, tetapi juga sebagai elemen kunci dalam strategi mitigasi risiko banjir di kawasan pesisir Semarang-Demak.
Keberlanjutan dan keamanan menjadi dua prioritas utama dalam pelaksanaan proyek ini. Kontrak dan jadwal yang ditetapkan diharapkan dapat dipertahankan guna mencapai timeline penyelesaian yang telah dibidik, yaitu April 2027. AHY pun mengingatkan pihak-pihak terkait untuk tetap berkomitmen pada kualitas, keselamatan, dan kepatuhan terhadap estimasi waktu yang telah ditentukan.
Dengan kemajuan dan tantangan yang ada, Proyek Tol Semarang-Demak menunjukkan tekad pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang tidak hanya meningkatkan kemudahan akses dan transportasi, tetapi juga memberikan solusi bagi tantangan lingkungan yang kompleks. Semua pihak diharapkan dapat terus berkolaborasi untuk menyukseskan proyek ini yang memiliki dampak luas bagi kesejahteraan dan kemajuan daerah.