BBM

RI Luncurkan BBM Baru B40: Subsidi 7,55 Juta Kiloliter Biodiesel

RI Luncurkan BBM Baru B40: Subsidi 7,55 Juta Kiloliter Biodiesel
RI Luncurkan BBM Baru B40: Subsidi 7,55 Juta Kiloliter Biodiesel

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), telah mengumumkan alokasi bahan bakar biodiesel B40 sebanyak 15,6 juta kiloliter (kl) untuk tahun ini. Kebijakan ini bertujuan untuk mendukung pemanfaatan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Dari total alokasi tersebut, 7,55 juta kl akan disubsidi bagi sektor Public Service Obligation (PSO), sementara 8,07 juta kl lainnya dialokasikan untuk sektor non-PSO tanpa subsidi.

Sekretaris Jenderal ESDM, Eniya Listiani Dewi, dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang untuk mendorong penggunaan biofuel di berbagai sektor. Namun, subsidi akan diberikan secara selektif, terutama untuk mendukung layanan publik.

"Nah dari sini kalau untuk yang non-PSO kan dibebankan kepada konsumen saat ini kalau yang non-PSO harganya itu sudah sekitar 13 ribuan. 13 ribuan nanti bertambah sekitar antara Rp 1.500-2,000," ungkap Eniya pada Selasa, 14 Januari 2025.

Dampak Kebijakan terhadap Inflasi

Meskipun harga biodiesel non-PSO akan mengalami kenaikan, Eniya menegaskan bahwa kebijakan ini telah melalui studi yang komprehensif untuk memastikan tidak akan mempengaruhi tingkat inflasi nasional. Pemerintah telah mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menerapkan kebijakan subsidi ini.

"Ini kita sebelum kita melakukan mandatori kemarin studinya sudah selesai dan dalam kajian kita melihat bahwa tidak mempengaruhi inflasi," tambahnya.

Produksi dan Kapasitas Industri Biodiesel

Saat ini, alokasi B40 mencakup sekitar 81% kapasitas produksi dari pabrik biodiesel yang ada di Indonesia. Peningkatan kapasitas ini menunjukkan perkembangan yang signifikan dibandingkan dengan program sebelumnya, yaitu B35, yang hanya mencapai kapasitas produksi sekitar 70%.

"Saat ini untuk B40 kuantitas volume itu mencapai 15,6 juta kl. Nah 15,6 juta kl ini tadi sudah saya jelaskan dibagi PSO dan non-PSO. Dari sini industri FAME sendiri sudah mencapai 81% kapasitas pabriknya," jelas Eniya.

Peningkatan Kapasitas Produksi

Eniya menambahkan bahwa pencapaian ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi industri biodiesel di tanah air, sehingga dapat mendukung target energi baru dan terbarukan nasional. Peningkatan kapasitas sebesar 10% dari program B35 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biodiesel di berbagai sektor.

"B35 itu sekitar 70% rata-rata kapasitas produksi yang bisa dilakukan oleh industri biodiesel. Nah di sini kita naikkan kira-kira 10%an menjadi 81% kapasitasnya," katanya.

Harapan terhadap Implementasi Program B40

Pemerintah berharap pelaksanaan program B40 ini dapat berjalan dengan lancar dan melibatkan berbagai badan usaha dalam mendistribusikan biodiesel. Kerjasama antara sektor pemerintah dan swasta diharapkan dapat memastikan biodiesel tersedia bagi segmen PSO maupun non-PSO, sehingga kebijakan ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Eniya juga menekankan pentingnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

"Kita berharap semua pihak bisa terlibat aktif dalam distribusi dan implementasi B40 ini, agar bisa berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan lingkungan," ujar Eniya.

Tantangan Ke Depan dan Evaluasi Kebijakan

Meskipun program B40 ini menawarkan manfaat yang signifikan, tetap ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal distribusi dan adopsi di tingkat konsumen. Pemerintah berencana untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas kebijakan ini pada bulan Maret mendatang, untuk memastikan penerapan yang lebih efektif dan efisien.

Kebijakan ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalam mencapai target penggunaan energi terbarukan dan berkelanjutan sesuai dengan visi pembangunan nasional. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu negara terdepan dalam penggunaan energi terbarukan di kawasan.

Implementasi program B40 ini tidak hanya penting dalam konteks ekonomi dan energi, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian target lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang. Oleh karena itu, partisipasi dan kerjasama yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjamin kesuksesan program ini.

Panorama kebijakan energi di Indonesia terus berkembang dengan berbagai inisiatif dan inovasi. B40 adalah salah satu langkah penting menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, memberikan harapan baru bagi generasi mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index