Pada tanggal 14 Januari 2025, PT Pertamina mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Kenaikan ini mencakup berbagai jenis BBM, termasuk Pertamax yang kini dipatok pada harga Rp12.500 per liter. Kenaikan ini berimbas pada Pulau Bali, pulau Jawa, serta berbagai daerah di seluruh Nusantara.
Penyesuaian harga BBM yang dilakukan secara berkala oleh Pertamina bukanlah hal baru. Perusahaan negara ini rutin mengevaluasi harga berdasarkan fluktuasi harga minyak dunia dan faktor-faktor ekonomi lainnya. “Kami berkomitmen untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas BBM di Indonesia, meskipun terkadang harus melakukan penyesuaian harga sesuai dengan dinamika global,” ujar salah satu perwakilan Pertamina.
Berikut adalah rincian harga terbaru untuk beberapa jenis BBM di Bali dan beberapa provinsi lainnya:
Daftar Harga BBM di Provinsi Bali pada Januari 2025:
- Pertalite: Rp10.000/liter
- Bio-solar: Rp6.800/liter
- Pertamax: Rp12.500/liter
- Pertamax Turbo: Rp13.700/liter
- Dexlite: Rp13.400/liter
- Pertamina Dex: Rp13.600/liter
- Pertamax Green: Rp13.400/liter
Perbandingan Harga di Beberapa Provinsi di Indonesia:
Provinsi DKI Jakarta:
- Pertalite: Rp10.000/liter
- Bio-solar: Rp6.800/liter
- Pertamax: Rp12.500/liter
- Pertamax Turbo: Rp13.700/liter
Provinsi Jawa Barat:
- Pertalite: Rp10.000/liter
- Bio-solar: Rp6.800/liter
- Pertamax: Rp12.500/liter
- Pertamax Turbo: Rp13.700/liter
Provinsi Sumatra Barat:
- Pertamax: Rp13.050/liter
- Pertamax Turbo: Rp14.300/liter
Provinsi Kalimantan Selatan:
- Pertamax: Rp13.050/liter
- Pertamax Turbo: Rp14.300/liter
Kenaikan harga ini tidak hanya terbatas pada jenis Pertamax saja. Merk-merk lain seperti Pertamax Turbo juga mengalami penyesuaian harga menjadi Rp13.700/liter. Sementara itu, harga Pertamina Dex dan Dexlite meningkat menjadi masing-masing Rp13.900 dan Rp14.200 per liter di beberapa provinsi.
Kenaikan harga BBM ini mendapatkan respons dari masyarakat. Beberapa pengguna kendaraan merasa keberatan dengan lonjakan harga ini, sementara pihak lain memahami kebijakan tersebut sebagai langkah penyesuaian ekonomi. "Kami sudah memprediksi adanya kenaikan ini. Kendati demikian, banyak pengguna berharap adanya subsidi atau kebijakan lain untuk meringankan beban ekonomi masyarakat," ujar seorang warga Jakarta yang enggan disebutkan namanya.
Di tengah perubahan harga ini, pemerintah dan Pertamina terus berupaya menjaga kestabilan pasokan BBM di tanah air. Langkah-langkah distribusi yang lebih efisien dan mempertahankan kualitas BBM menjadi prioritas utama. Pihak terkait berharap dengan penyesuaian ini, suplai BBM dapat terus terpenuhi sesuai dengan permintaan nasional.
Sementara itu, pemerintah juga sedang mengkaji kemungkinan untuk memperluas penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada BBM fosil dan sekaligus mendukung perkembangan energi terbarukan di Indonesia.
Pengamat energi menyatakan bahwa perubahan harga ini adalah bagian dari siklus ekonomi global. "Sebagai negara yang masih bergantung pada impor minyak, fluktuasi harga internasional sangat berpengaruh pada harga-harga domestik. Pemerintah perlu menyiapkan strategi jangka panjang untuk ketahanan energi nasional," kata seorang analis dari lembaga riset energi.
Melihat perkembangan ini, masyakarat diimbau untuk lebih bijak dalam penggunaan energi dan memanfaatkan transportasi umum jika memungkinkan. Pemerintah juga didorong untuk mencari solusi jangka panjang guna menekan biaya energi agar lebih terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.