Erick Thohir, seorang pengusaha dan tokoh olahraga Indonesia, menjadi sorotan publik dunia ketika ia mengambil alih kepemilikan klub sepak bola terkenal asal Italia, Inter Milan, pada tahun 2013. Langkah beraninya tersebut mendatangkan banyak perhatian, baik dalam ruang lingkup sepak bola maupun di kancah bisnis global. Namun, perjalanan Thohir di Inter Milan tidak sepenuhnya mulus. Dalam kurun waktu sekitar lima tahun, ia menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi yang menyertainya.
Kepemimpinan Baru di Inter Milan
Ketika Erick Thohir resmi menjadi Presiden Inter Milan pada tahun 2013, banyak yang berharap ia dapat membawa perubahan positif bagi klub yang terakhir kali memenangkan Liga Champions Eropa pada tahun 2010. Salah satu alasan keyakinan publik adalah latar belakang Thohir yang sukses dalam mengelola bisnis media dan olahraga di Indonesia.
Di awal pemerintahannya, Thohir memang berhasil memberikan suntikan dana segar pada Inter Milan. Langkah ini memungkinkan klub untuk mempertahankan pemain bintang dan merekrut talenta baru. Namun, masalah finansial yang mengakar di klub tersebut menuntut perhatian yang lebih serius. "Saya merasa bahwa kami membutuhkan restrukturisasi untuk memastikan Inter Milan kembali ke jalur yang benar mewujudkan mimpi-mimpinya," tutur Thohir dalam salah satu wawancaranya saat itu.
Langkah-Langkah Strategis untuk Klub
Di bawah kepemimpinan Thohir, beberapa langkah strategis ditempuh demi mengembalikan kejayaan klub. Pertama, ia fokus pada pengembangan fasilitas klub yang lebih modern. Kedua, ia melakukan restrukturisasi manajemen dan menggandeng pelatih serta staf yang berpengalaman. Hal ini ditujukan untuk memperbaiki performa tim agar bersaing di level tertinggi sepak bola Eropa.
Meski banyak pihak yang mengapresiasi upaya tersebut, kritik tetap berdatangan, terutama terkait kebijakan transfer pemain yang dinilai kurang efektif. Salah satu kesalahan yang paling disorot adalah keputusan menjual beberapa pemain kunci tanpa mendapatkan pengganti setara di bursa transfer. Hal ini membuat performa tim di liga domestik dan Eropa mengalami pasang surut.
Kontroversi dan Kritik
Kontroversi terbesar dalam masa kepemimpinan Erick Thohir adalah terkait masalah finansial yang masih menghantui klub. Dalam konteks Financial Fair Play (FFP) yang ketat dari UEFA, Inter Milan harus beroperasi di bawah tekanan tinggi untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi tersebut. Kebijakan penghematan yang diterapkan Thohir mendapat kritik dari banyak penggemar yang merasa bahwa hal tersebut menghambat kesempatan klub untuk kembali menjadi juara.
"Saya memahami kekecewaan para pendukung, tapi ini adalah keputusan yang harus diambil untuk masa depan klub yang lebih baik," ujar Thohir dalam salah satu kesempatan ketika ditanya mengenai kritik terhadap kebijakan finansial klub.
Dedikasi dan Warisan
Meski dihantui berbagai tantangan dan kritik, tidak dapat disangkal bahwa Erick Thohir memiliki dedikasi tinggi untuk mengembalikan kejayaan Inter Milan. Ia berusaha menyeimbangkan antara kepentingan bisnis dan kecintaan terhadap sepak bola, sesuatu yang tidak mudah dilakukan terutama di panggung sepak bola Eropa yang kompetitif.
Pada akhirnya, Thohir menjual saham mayoritasnya kepada kelompok investor asal Cina, Suning Holdings Group, pada tahun 2016. Langkah ini membuka era baru bagi Inter Milan, sekaligus menutup babak penting dalam kepemimpinan Thohir. Keputusan ini dipandang sebagai cara terbaik untuk memastikan bahwa klub mendapatkan dukungan finansial dan operasional yang dibutuhkan untuk terus bersaing di level tertinggi.
Rekam jejak Erick Thohir di Inter Milan memang penuh dengan dinamika, kesuksesan, dan kontroversi. Meski banyak tantangan yang dihadapi, upayanya untuk menyeimbangkan antara kepentingan bisnis dan performa tim harus diakui sebagai langkah berani dalam dunia sepak bola yang penuh tekanan. Kini, Inter Milan terus berbenah dan bergerak maju dengan warisan restrukturisasi dan stabilitas yang dibangun pada masa kepemimpinan Thohir.
Melihat keseluruhan perjalanan tersebut, Thohir tetap optimis akan masa depan klub. “Inter Milan adalah klub dengan sejarah besar. Saya yakin, dengan dukungan yang tepat, klub ini akan kembali ke puncak kejayaan,” pungkasnya. Bagi penggemar dan pecinta sepak bola, nama Erick Thohir akan selalu menjadi bagian dari sejarah panjang Inter Milan, sebagai sosok yang pernah berusaha keras membawa klub ini melangkah lebih jauh menuju masa depan yang lebih cerah.