Investasi

Apple Akan Bangun Pabrik AirTag di Batam dengan Investasi USD 1 Miliar

Apple Akan Bangun Pabrik AirTag di Batam dengan Investasi USD 1 Miliar
Apple Akan Bangun Pabrik AirTag di Batam dengan Investasi USD 1 Miliar

Jakarta - Raksasa teknologi dunia Apple telah menunjukkan komitmen seriusnya untuk memperluas investasi di Indonesia dengan rencana pembangunan pabrik produksi AirTag di Batam. Langkah ini diumumkan oleh Vice President of Global Policy Apple, Nick Amman, setelah pertemuan produktif dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, pada 7 Januari 2025.

Nilai investasi yang diajukan mencapai angka fantastis, yakni 1 miliar dolar AS, yang setara dengan sekitar Rp 16,4 triliun berdasarkan kurs saat ini. Proyek ambisius ini akan melibatkan mitra produksi Apple dari China, yakni perusahaan Luxshare-ICT. Meskipun AirTag merupakan aksesori dalam ekosistem produk Apple, komitmen investasi ini mencerminkan keyakinan Apple terhadap potensi manufaktur di Indonesia, Jumat, 17 Januari 2025.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyambut baik inisiatif ini. Namun, dia mengingatkan bahwa pihaknya telah melakukan analisis terhadap nilai investasi yang diajukan untuk pabrik AirTag di Batam. Menurut analisis tim kementeriannya, angka tersebut tidak sepenuhnya sesuai jika dibandingkan dengan kebutuhan pasar global AirTag dalam beberapa tahun mendatang.

Analisis Ekonomi

"Apple sudah menyampaikan komitmen investasi dengan nilai 1 miliar dolar. Saya mempertanyakan angka tersebut karena, dari hitungan kami, kebutuhan global AirTag dalam 3 hingga 4 tahun ke depan tidak akan melebihi 2 juta unit," ujar Agus Gumiwang dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat, 17 Januari 2025.

Tim kementerian telah menghitung bahwa investasi untuk pembangunan pabrik AirTag di Batam seharusnya tidak mencapai 1 miliar dolar AS. "Kami memperkirakan nilai maksimal investasi yang dibutuhkan adalah sekitar 200 juta USD atau Rp 3,2 triliun," tambah Agus.

Saat bertemu dengan Apple, Menperin Agus Gumiwang menekankan tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam penghitungan nilai investasi. "Saya meminta Apple untuk tidak memasukkan komponen bahan baku dan proyeksi nilai ekspor ke dalam nilai investasi. Investasi pabrik harus dilihat dari Capex atau Capital Expenditure," tegasnya.

Pembangunan Telah Dimulai

Terlepas dari perbedaan pandangan mengenai nilai investasi, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengonfirmasi bahwa konstruksi pabrik AirTag di Batam telah dimulai. "Alhamdulillah, mereka sudah memulai konstruksinya di Batam," ujarnya.

Rosan menambahkan bahwa investasi sebesar 1 miliar dolar AS yang diusung bukan bersumber langsung dari Apple, melainkan dari vendor yang bekerja sama dalam menjual produk Apple. "Ini bukanlah hal baru, karena pola kerja sama serupa juga diterapkan di negara lain," jelas Rosan.

Vendor tersebut telah memperoleh lahan untuk pembangunan pabrik di Batam. Proyek ini diharapkan dapat selesai dan memulai produksi pada awal 2026. "Pabrik ini ditargetkan untuk berdiri pada awal tahun depan. Sudah ada proses pembelian tanah dan persiapan yang dilakukan. Jadi, sebetulnya investasi Apple sudah mulai berjalan," kata Rosan.

Pengaruh bagi Indonesia

Kehadiran pabrik AirTag di Batam diprediksi akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Selain membuka lapangan kerja baru, investasi ini juga berpotensi meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja lokal. Batam, yang merupakan kawasan industri strategis, dapat berperan lebih besar dalam rantai pasokan global.

Analis industri melihat keputusan Apple sebagai langkah strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya tarik investasi asing, terutama di sektor teknologi dan manufaktur. Langkah ini juga dapat memicu minat investor asing lainnya untuk mengalihkan sebagian operasi manufaktur mereka ke Indonesia.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, langkah Apple untuk membangun pabrik di Batam merupakan indikasi penting dari potensi dan keberlanjutan ekonomi digital di Indonesia. Dengan adanya proyek ini, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya sebagai tujuan investasi yang kompetitif dan menarik di kawasan Asia Tenggara.

Tantangan bagi pemerintah adalah memastikan bahwa investasi ini membawa manfaat maksimum bagi perekonomian lokal, termasuk pengembangan sumber daya manusia dan transfer teknologi. Oleh karena itu, kerjasama yang sinergis antara pemerintah, industri, dan masyarakat diperlukan untuk mewujudkan potensi besar dari kehadiran Apple di Batam.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index