OJK

Penyaluran Kredit di Provinsi Lampung: Perluas Cakupan Ekonomi untuk Kesejahteraan yang Merata

Penyaluran Kredit di Provinsi Lampung: Perluas Cakupan Ekonomi untuk Kesejahteraan yang Merata
Penyaluran Kredit di Provinsi Lampung: Perluas Cakupan Ekonomi untuk Kesejahteraan yang Merata

Jakarta – Penyaluran kredit di Provinsi Lampung menunjukkan ketimpangan yang signifikan, dengan Kota Bandar Lampung menjadi pusat utama perputaran ekonomi. Berdasarkan data terbaru, Bandar Lampung mencatatkan nilai penyaluran kredit sebesar Rp41,77 triliun, menyumbang 38,99% dari total penyaluran kredit se-Provinsi Lampung. Sementara itu, kabupaten lain seperti Lampung Selatan dan Lampung Tengah tertinggal di belakang dengan masing-masing Rp12,8 triliun (11,95%) dan Rp12,14 triliun (11,33%).

Fenomena konsentrasi penyaluran kredit ini memunculkan perhatian terhadap kebutuhan pengembangan potensi ekonomi di kabupaten lainnya. Dianggap sebagai daerah urban yang lebih maju, Bandar Lampung menikmati sebagian besar kredit, sedangkan daerah lain yang berpotensi belum sepenuhnya mendapatkan perhatian yang pantas, Jumat, 17 Januari 2025.

Dalam sektor ekonomi, kredit tertinggi diberikan kepada sektor Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga dengan total Rp26,9 triliun atau 25,11% dari total kredit yang disalurkan di Provinsi Lampung. Disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan Rp21,8 triliun (20,36%), serta sektor Industri Pengolahan yang mencapai Rp16,4 triliun (15,32%). Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan juga meraih porsi yang cukup besar dengan Rp13,66 triliun (12,75%).

Otto Fitriandy, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung, menegaskan pentingnya diversifikasi penyaluran kredit yang tidak hanya terkonsentrasi di Kota Bandar Lampung, tetapi juga merata ke seluruh wilayah di provinsi ini. "Industri jasa keuangan perlu memperluas jangkauan ke desa/kelurahan dengan mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada, membuka peluang usaha untuk tumbuh dan berkembang, serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Otto, Jumat, 17 Januari 2025.

Otto juga menekankan bahwa pendekatan yang lebih inklusif terhadap pengembangan ekonomi daerah harus dilakukan agar semua sektor masyarakat dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Lampung. "Dengan memperluas penyaluran kredit ke daerah pedesaan dan kabupaten lainnya, kita tidak hanya mendorong ekonomi daerah yang lebih inklusif, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tempat-tempat yang memiliki potensi ekonomi besar namun masih terabaikan," tambahnya.

OJK Provinsi Lampung memiliki harapan yang besar bahwa kombinasi strategi peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan dapat mempercepat laju pengembangan ekonomi di daerah ini. Selain itu, diharapkan akan ada dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama di desa-desa yang sejak dulu memiliki kekayaan potensi tetapi belum memperoleh dukungan keuangan yang memadai.

Tantangan nyata lainnya adalah bagaimana memastikan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di daerah lebih terpencil bisa mendapatkan akses yang setara terhadap bantuan pembiayaan. Hal ini penting tidak hanya untuk pemerataan kesejahteraan tetapi juga untuk memastikan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan bagi seluruh Provinsi Lampung. Oleh karena itu, ada permintaan kepada lembaga keuangan untuk memperhatikan potensi ekonomi lokal yang dapat digali lebih dalam.

Dalam jangka panjang, pendekatan ini diyakini bisa membawa perubahan signifikan yang bukan hanya dari segi angka statistik ekonomi, tetapi juga dari bagaimana ekonomi masyarakat pedesaan bisa berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap keseluruhan ekonomi provinsi. Dengan demikian, Provinsi Lampung bukan hanya menjadi cerita sukses bagi kota-kota besarnya tetapi juga bagi seluruh wilayah yang ada di dalamnya.

Upaya OJK dan pemerintah daerah diharapkan tidak hanya berhenti pada regulasi dan kebijakan, namun juga diikuti dengan aksi nyata dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk masyarakat desa, pelaku usaha, dan institusi pendidikan untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan kerja sama dalam mengeksplorasi potensi ekonomi setempat.

Fenomena ketimpangan penyaluran kredit di Provinsi Lampung ini mempertegas perlunya strategi pembangunan ekonomi regional yang inklusif, memastikan bahwa setiap daerah mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berdaya saing, serta dapat turut menikmati hasil dari pertumbuhan ekonomi yang ada di provinsi ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index