Minyak

Target Ambisius Pemerintah: Lifting Minyak Indonesia Capai 900 Ribu Barel per Hari pada 2029

Target Ambisius Pemerintah: Lifting Minyak Indonesia Capai 900 Ribu Barel per Hari pada 2029
Target Ambisius Pemerintah: Lifting Minyak Indonesia Capai 900 Ribu Barel per Hari pada 2029

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pemerintah menargetkan produksi terangkut (lifting) minyak mencapai angka ambisius 900.000 barel per hari (bph) pada tahun 2029. Target ini mencerminkan upaya besar pemerintah dalam meningkatkan produktivitas sektor minyak tanah air di tengah tantangan global dan domestik.

Sebagai catatan, sasaran lifting minyak yang diproyeksikan untuk tahun 2029 ini jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi lifting minyak pada tahun 2024 yang tercatat hanya sebesar 571.700 bph. Data ini diperoleh dari laporan Kementerian Keuangan yang dirilis pada awal Januari 2025. Lebih lanjut, capaian lifting pada tahun 2024 ini masih lebih rendah dibandingkan target yang telah dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, yakni sebesar 635.000 bph.

Dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis, 17 Januari 2025, Bahlil menyampaikan optimismenya mengenai rencana pengembangan industri minyak nasional. "Kalau lifting, minyaknya ada, duitnya ada, kita bor dulu kan," ujarnya penuh semangat. "Ada hasil baru kita bicara. Tapi insya Allah kita akan targetkan nanti sampai tahun 2029 harus lebih baik. Rancangan kita kurang lebih sekitar di angka 800-900 ribu barel per hari," lanjut Bahlil.

Penurunan lifting minyak Indonesia telah menjadi tantangan serius selama beberapa tahun terakhir. Hingga akhir tahun 2024, lifting minyak nasional belum mencapai 600 ribu bph, yang menunjukkan adanya kendala signifikan dalam upaya peningkatan produktivitas. Menanggapi situasi ini, Bahlil menyatakan, "Pada 2025 ini, pemerintah menargetkan lifting minyak bisa mencapai 605 ribu bph."

Dalam upayanya untuk mencapai target ambisius tersebut, Bahlil menekankan pentingnya meningkatkan investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi. Dengan demikian, potensi sumber daya yang belum tergarap di dalam negeri dapat dioptimalkan untuk memenuhi target lifting minyak yang telah ditetapkan.

Salah satu langkah strategis yang diambil oleh pemerintah adalah mempercepat proses lelang 60 wilayah kerja (WK) migas baru. Langkah ini diharapkan dapat menarik investor untuk terlibat dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya migas di Indonesia. "Oh iya, kita akan tenderkan 60 WK migas hingga 2028. WK migas baru dong," tandas Bahlil, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperluas kapasitas produksi migas nasional.

Pengembangan wilayah kerja baru ini tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan produksi minyak, tetapi juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan aktivitas ekonomi lokal. Pemerintah optimis bahwa upaya ini akan memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

Namun, tantangan tidak berhenti pada proses lelang WK migas. Menurut Bahlil, untuk mencapai target lifting minyak 900 ribu bph, diperlukan upaya terpadu dari berbagai pihak, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan swasta, dan pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini perlu diwujudkan dalam bentuk investasi yang signifikan dan penerapan teknologi canggih dalam proses eksplorasi serta produksi minyak.

Dukungan regulasi dan kebijakan yang tepat juga dibutuhkan untuk mengatasi hambatan teknis dan birokrasi yang dapat menghalangi pertumbuhan industri ini. Pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan kebijakan yang ada agar lebih ramah investasi dan kondusif bagi pengembangan industri migas.

Ketimpangan antara capaian lifting minyak saat ini dan target yang ditetapkan menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pemerintah perlu memastikan bahwa semua langkah strategis yang direncanakan dapat dieksekusi dengan baik dan tepat waktu.

Peningkatan lifting minyak merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan memanfaatkan sumber daya yang ada, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Dengan strategi yang tepat, kerja keras, dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan sektor swasta, target lifting minyak Indonesia sebesar 900 ribu bph pada 2029 bukanlah hal yang mustahil. Ini adalah ujian nyata bagi pemerintah dan industri minyak nasional untuk menunjukkan kapasitas dan komitmen dalam memajukan sektor energi tanah air.

Melalui upaya ini, Indonesia tidak hanya menargetkan peningkatan produksi minyak semata, tetapi juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index