Investasi

Antler Mantap Berinvestasi di Indonesia dan Asia Tenggara di Tengah Penurunan Pendanaan

Antler Mantap Berinvestasi di Indonesia dan Asia Tenggara di Tengah Penurunan Pendanaan
Antler Mantap Berinvestasi di Indonesia dan Asia Tenggara di Tengah Penurunan Pendanaan

Jakarta - Antler, perusahaan modal ventura tahap awal global, kembali menunjukkan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan startup di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Selama dua tahun terakhir, Antler telah menginvestasikan dana sebesar $25 juta (Rp408 miliar) dalam 200 startup di kawasan ini. 

Khusus di Indonesia, investasi yang disalurkan mencapai $6,2 juta (Rp101,2 miliar) melalui 50 investasi tahap awal, memperkuat posisi Antler sebagai salah satu pemain utama dalam ekosistem startup Indonesia, Selasa, 21 Januari 2025.

Peningkatan Signifikan di Indonesia

Pada tahun 2024, Antler secara konsisten menyalurkan $3 juta (Rp49 miliar) ke dalam 25 startup tahap awal di Indonesia. Meski mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya ketika mereka menginvestasikan $3,2 juta (Rp52,2 miliar), jumlah tersebut menunjukkan stabilitas dan komitmen Antler dalam mendorong pertumbuhan startup di tanah air. Data ini menunjukkan total investasi Antler di Indonesia dalam dua tahun terakhir mencapai 50 investasi senilai $6,2 juta (Rp101,2 miliar).

Resiliensi Di Tengah Penurunan Pasar Pendanaan

Antler menunjukkan keberanian dan keyakinan untuk terus berinvestasi meskipun pasar menghadapi tantangan berat. Menurut laporan Tracxn, pendanaan teknologi di Asia Tenggara menurun drastis sebesar 59 persen year-on-year menjadi $2,84 miliar (Rp46,35 triliun) pada tahun 2024. Angka ini menandai penurunan 80 persen dari $14,2 miliar (Rp231,76 triliun) pada tahun 2022.

Namun, Antler berhasil mempertahankan momentum investasi karena kepercayaan mereka pada potensi besar startup yang mereka dukung. Portofolio mereka bahkan berhasil mendapatkan pendanaan lanjutan lebih dari $350 juta (Rp5,7 triliun) sejak berdirinya, menjadi bukti kekuatan tesis investasi dan pemilihan founder yang tepat.

Rencana Investasi Mendatang

Melihat peluang di tengah tantangan, Antler menargetkan untuk menyalurkan dana sebesar $20 juta (Rp326,4 miliar) di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada semester pertama tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat posisinya sebagai katalis utama dalam ekosistem startup di kawasan ini.

"Kami percaya perusahaan terbaik dibangun di pasar yang paling sulit. Saat yang lain melihat ketidakpastian, kami melihat peluang," ujar Agung Bezharie Hadinegoro, Partner Antler Indonesia. Ia menambahkan, "Kesuksesan tidak hanya akan datang dari memiliki AI terbaik, tetapi dari pemahaman mendalam tentang cara menerapkannya untuk memecahkan masalah nyata."

Inovasi dan Pendanaan yang Lebih Fleksibel

Untuk semakin mendukung startup sejak awal perjalanan mereka, Antler memperkenalkan inisiatif ARC (Agreement for Rolling Capital). Struktur pendanaan ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada founder dengan menyediakan hingga $600.000 (Rp9,8 miliar) untuk investasi awal, lanjutan, dan ARC dalam enam hingga sembilan bulan pertama setelah pembentukan perusahaan.

Hal ini sejalan dengan tren global di mana investasi tahap awal, terutama pada startup berbasis AI, menunjukkan ketahanan lebih besar. CB Insights melaporkan bahwa meskipun pasar mengalami fluktuasi, volume investasi pada startup AI tetap stabil.

Kekuatan Portofolio Antler

Antler telah berinvestasi dalam lebih dari 1.400 startup di enam benua, termasuk beberapa perusahaan yang kini menjadi pemain utama di Asia Tenggara. Contohnya adalah Airalo, marketplace e-SIM global; Reebelo, platform perangkat elektronik refurbished; Qashier, sistem POS pintar; fileAI, platform otomatisasi data finansial berbasis AI; dan Volopay, solusi manajemen pengeluaran modern.

Keberhasilan mereka di pasar ini tidak terlepas dari sinergi antara modal awal, platform global, dan jaringan advisors serta investor yang dimiliki Antler. Hal ini memberikan dukungan menyeluruh bagi para founder untuk membangun perusahaan yang tidak hanya inovatif, tetapi juga berkelanjutan dan efisien dalam penggunaan modal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index