Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif dengan melanjutkan penguatannya pada sesi pagi ini. Terpantau, IHSG melonjak 0,6% ke level 7.215, menjadi sinyal optimisme bagi para investor di awal pekan ini. Jika tren ini bertahan hingga penutupan sesi sore nanti, maka IHSG akan mencatatkan reli penguatan selama lima hari berturut-turut. Sepanjang pekan ini, IHSG telah berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 3,7%.
Pada hari sebelumnya, Senin (20/1), IHSG juga ditutup dengan penguatan sebesar 0,22% pada level 7.170,74. Namun demikian, transaksi pasar mencatat adanya aksi jual oleh investor asing dengan net sell mencapai Rp 317 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan adanya potensi gejolak di balik penguatan indeks, Selasa, 21 Januari 2025.
Kenaikan umum IHSG tidak lepas dari kontribusi beberapa sektor unggulan. Saham-saham perbankan, yang menjadi andalan bursa, tampak menghijau dengan performa impresif. Di antara saham perbankan, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI) menunjukkan kenaikan signifikan masing-masing lebih dari 1,6% pada sesi pagi. Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) juga turut menguat dengan kenaikan sebesar 1,3%. Sementara itu, saham Bank Central Asia (BBCA) tampak stagnan dengan kecenderungan sedikit melemah.
Sektor konsumer dan kesehatan juga menguat, berperan penting dalam mendukung penguatan IHSG. Saham-saham unggulan pada sektor ini, seperti Kalbe Farma (KLBF), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan Unilever Indonesia (UNVR), tercatat bergerak di zona hijau. Kenaikan ini mencerminkan keyakinan pasar terhadap kestabilan sektor-sektor tersebut di tengah dinamisnya situasi ekonomi global.
Di sisi lain, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil tindakan tegas dengan melakukan suspensi terhadap perdagangan beberapa saham. Pagi ini, saham PT Ratu Prabu Energi Tbk (RATU), PT Citra Marga Nusa Pala Tbk (CMNP), dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MMIX) tidak dapat diperdagangkan karena dilakukan suspensi oleh BEI. Itu dilakukan sebagai langkah pengawasan untuk memastikan pasar tetap berjalan secara terkendali dan sesuai aturan.
Sebaliknya, BEI juga memutuskan untuk mencabut suspensi atas perdagangan saham PT Bursa Berjangka Jakarta (BBRC) dan PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FIMP), setelah sebelumnya sempat dihentikan sementara. Pembukaan kembali perdagangan saham ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas bursa.
Menurut analis pasar, penguatan IHSG yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh sentimen positif dari dalam dan luar negeri. "Peningkatan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi domestik yang kuat, serta kebijakan moneter yang mendukung stabilitas pasar," ujar Ahmad Fadhli, seorang analis pasar modal dari PT Investindo. Ahmad juga menambahkan bahwa arus dana asing yang terus keluar dapat menjadi tantangan bagi keberlanjutan penguatan IHSG ke depan.
Meskipun begitu, pasar saham Indonesia juga diperkirakan akan tetap volatil seiring dengan perkembangan kebijakan global, termasuk kebijakan suku bunga dari bank sentral utama dunia serta ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi.
Dengan demikian, pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada dan bijak dalam pengambilan keputusan investasi. Strategi diversifikasi portofolio dan investasi jangka panjang bisa menjadi pilihan untuk memitigasi risiko yang mungkin muncul. Para investor juga diharapkan untuk terus mencermati perkembangan berita ekonomi dan laporan keuangan emiten sebagai landasan dalam mengambil keputusan investasi yang lebih matang.
Penguatan IHSG pada awal pekan ini tentunya memberikan angin segar bagi pelaku pasar modal di Indonesia. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan untuk menavigasi dinamika pasar yang kerap kali berubah dengan cepat.