Bank

Bank Indonesia Perkuat Kebijakan Moneter untuk Kendalikan Inflasi Hingga 2026

Bank Indonesia Perkuat Kebijakan Moneter untuk Kendalikan Inflasi Hingga 2026
Bank Indonesia Perkuat Kebijakan Moneter untuk Kendalikan Inflasi Hingga 2026

Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus memperkuat strategi kebijakan moneternya guna memastikan inflasi tetap terkendali dalam target yang ditetapkan, yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2025 dan 2026. Langkah ini dilakukan sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah berbagai tantangan global dan domestik.

Menurut BI, inflasi yang terjaga merupakan kunci untuk memastikan daya beli masyarakat tetap stabil, terutama di tengah situasi perekonomian yang penuh ketidakpastian saat ini. Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mendukung upaya ini adalah dengan menahan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada angka 11 persen di tahun 2025. Kebijakan ini diperkirakan akan membantu menjaga inflasi lebih rendah dibandingkan tahun 2024 lalu, Senin, 20 Januari 2025.

"Kebijakan PPN yang stabil diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi global. Ini juga merupakan bagian dari upaya kita untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, harga beberapa kebutuhan pokok di pasar tetap mengalami kenaikan. Harga cabai rawit merah, misalnya, mencapai Rp 60.000 per kilogram, sementara cabai keriting dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogram, dan bawang merah mencapai Rp 42.000 per kilogram. Kenaikan harga ini menjadi perhatian penting, terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan dan kebudayaan.

Selain untuk kebutuhan Imlek, pemerintah juga diimbau untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok menjelang Ramadan dan Idul Fitri tahun 2025 mendatang. Hal ini penting agar masyarakat dapat merayakan hari-hari besar tersebut tanpa terbebani oleh lonjakan harga yang signifikan.

"Kami berharap pemerintah dapat memastikan bahwa stok bahan pokok cukup dan harga-harga tetap stabil. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kenyamanan masyarakat," kata seorang pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, yang enggan disebutkan namanya.

Bank Indonesia juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan harga dan pasokan bahan pokok di pasar, serta siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi kendala dan memastikan kestabilan harga. Dukungan ini penting agar aktivitas ekonomi, terutama yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat, tetap berjalan lancar.

Selain itu, BI juga fokus pada upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan optimalisasi kebijakan suku bunga sebagai bagian dari strategi moneter yang lebih luas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Stabilitas nilai tukar dianggap penting untuk menjaga daya saing produk-produk Indonesia di pasar internasional, sementara kebijakan suku bunga yang tepat diharapkan dapat mendorong investasi dan konsumsi domestik.

Di tengah berbagai upaya yang dilakukan, BI juga menegaskan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku usaha, untuk mewujudkan stabilitas harga dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sinergi ini diperlukan agar langkah-langkah yang diambil dapat memberikan hasil yang optimal.

"Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan bahwa kebijakan yang kita ambil dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," tambah Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah dirancang, diharapkan target inflasi yang telah ditetapkan dapat tercapai, dan perekonomian Indonesia dapat terus bergerak maju meskipun dihadapkan pada tantangan yang beragam. Fokus pada kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi menjadi fondasi penting bagi masa depan ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index