Bank

Rupiah Melemah, Perluas Strategi Penukaran Valas di BCA

Rupiah Melemah, Perluas Strategi Penukaran Valas di BCA
Rupiah Melemah, Perluas Strategi Penukaran Valas di BCA

Jakarta - Dari dinamika perdagangan pasar spot pada Jumat, 17 Januari 2025, terpantau bahwa nilai tukar rupiah kembali mengalami penurunan. Berdasarkan data yang terpantau, rupiah melemah ke level Rp16.380 dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada pada Rp16.376 di hari Kamis, menjadikannya melemah sebesar 0,02% pada pekan keempat Januari 2025.

Meskipun pasar spot menunjukkan pelemahan, situasi berbeda terjadi pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau yang dikenal dengan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pada sektor ini, nilai tukar rupiah justru menguat, mencapai Rp16.373 atau meningkat sebesar 0,03% dari posisi sebelumnya di Rp16.378, Senin, 20 Januari 2025.

Bagi nasabah yang ingin melakukan penukaran valuta asing (valas) di Bank Central Asia (BCA), proses dapat dilakukan melalui kantor cabang yang memiliki fasilitas penukaran valas. Nasabah diwajibkan untuk membawa dokumen identifikasi, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor, saat bertransaksi.

Langkah pertama untuk melakukan penukaran valas adalah dengan mengunjungi kantor cabang BCA terdekat. Saat bertemu dengan petugas bank, nasabah harus menyampaikan bahwa mereka ingin menukar mata uang asing. Petugas kemudian akan memberikan informasi kurs beli dan jual yang berlaku saat itu dan membantu proses transaksi hingga selesai.

Pada hari ini, Senin (20/1), BCA memperbarui kurs dollar AS terhadap rupiah yang terbagi dalam tiga jenis, yakni kurs TT counter, e-rate, dan bank notes. Menurut informasi yang diperoleh pada pukul 08.45 WIB, kurs beli untuk e-rate adalah Rp16.365 per dollar AS, sedangkan kurs jualnya adalah Rp16.405 per dollar AS. Untuk TT counter, kurs beli berada di Rp16.220, dan kurs jual berada di Rp16.520. Adapun untuk bank notes, baik kurs beli maupun jualnya sama dengan TT counter.

Terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat kurs yang dikeluarkan oleh BCA tergantung jenis transaksi yang dilakukan. Kurs TT Counter, misalnya, digunakan untuk transaksi setoran atau transfer melalui counter bank. Sementara, e-rate diterapkan untuk transaksi dengan nominal yang setara atau melebihi 25.000 dollar AS, di mana nasabah disarankan untuk menghubungi cabang terdekat terlebih dahulu. Adapun kurs bank notes berlaku saat penukaran uang fisik terjadi di kantor bank, dengan kemungkinan variasi berdasarkan kebijakan bank dan status nasabah.

Dalam transaksinya, bank menggunakan dua jenis kurs yakni kurs beli dan kurs jual. Kurs beli adalah nilai yang digunakan saat bank membeli dollar dari nasabah, sementara kurs jual digunakan ketika bank menjual dollar kepada nasabah.

"Dalam kondisi fluktuasi seperti ini, nasabah sebaiknya selalu mengikuti perkembangan terbaru mengenai nilai tukar dan berkonsultasi dengan pihak bank sebelum melakukan transaksi besar. Ini penting untuk menghindari kerugian akibat perubahan kurs," ujar perwakilan BCA.

Penting untuk diketahui bahwa informasi mengenai tingkat kurs ini dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan yang ditetapkan oleh bank. Oleh karena itu, nasabah disarankan untuk selalu memantau informasi terbaru melalui laman resmi atau layanan pelanggan BCA.

Sementara itu, pelaku pasar juga diharapkan tetap waspada dan cermat dalam memantau tren global yang bisa mempengaruhi nilai tukar. "Ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi global akan mempengaruhi ketidakpastian dan volatilitas pasar. Oleh karena itu, strategi diversifikasi investasi dan proteksi nilai valas menjadi perangkat yang tak terelakkan dalam pengelolaan keuangan saat ini," tambah analis pasar.

Dengan melemahnya rupiah dan dinamika kurs yang beragam, nasabah harus extra hati-hati dalam mengambil keputusan terkait penukaran valas. Memahami jenis-jenis kurs serta mengikuti pembaruan informasi dari lembaga perbankan, seperti BCA, menjadi langkah penting untuk memastikan keputusan investasi dan penukaran mata uang yang lebih bijak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index