Minyak

Harga Minyak Global Stabil Menjelang Pelantikan Donald Trump: Pasar Bersiap Hadapi Ketidakpastian

Harga Minyak Global Stabil Menjelang Pelantikan Donald Trump: Pasar Bersiap Hadapi Ketidakpastian
Harga Minyak Global Stabil Menjelang Pelantikan Donald Trump: Pasar Bersiap Hadapi Ketidakpastian

JAKARTA - Harga minyak global menunjukkan pergerakan yang relatif stabil pada hari-hari menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Peristiwa ini menjadi fokus perhatian utama pasar minyak dunia, yang bersiap menghadapi periode ketidakpastian dan kemungkinan perubahan kebijakan yang dapat berdampak signifikan pada pasar energi global.

Mengutip laporan Bloomberg pada Senin, 20 Januari 2025, harga minyak jenis Brent terpantau stagnan pada level US$80,72 per barel. Ini terjadi setelah harga Brent mengalami penurunan dalam dua sesi sebelumnya. Di sisi lain, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,15% menjadi US$78 per barel. Pergerakan harga yang stabil ini mencerminkan antisipasi pasar terhadap kebijakan yang akan diambil oleh Trump selama hari-hari pertama masa jabatannya di Gedung Putih.

Perubahan Kebijakan dan Dampaknya pada Pasar Minyak

Kenaikan ini tidak lepas dari sejumlah faktor yang mempengaruhi pasar, terutama berkaitan dengan kebijakan yang mungkin diumumkan oleh Trump. Diketahui, Trump berencana untuk mengeluarkan serangkaian perintah eksekutif pada hari pertama masa jabatannya. Langkah-langkah ini termasuk diantaranya adalah perubahan kebijakan energi, ancaman tarif tinggi terhadap China, Kanada, dan Meksiko, serta penerapan sanksi lebih lanjut terhadap Iran.

Ketidakpastian tersebut membuat para pengamat pasar energi waspada. Langkah-langkah agresif seperti penerapan tarif tinggi bisa menimbulkan ketegangan dagang yang berdampak pada permintaan minyak. Selain itu, sanksi terhadap Iran dapat semakin menekan pasokan minyak global, sementara dunia masih bergulat dengan efek sanksi luas AS terhadap industri minyak Rusia.

Menurut Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi untuk Mizuho Bank Ltd., “Jika Bessent berhasil, sanksi energi akan semakin ketat. Namun, pembatasan aliran lebih lanjut dari Rusia dan Iran berarti produksi AS tambahan dapat menjadi jangkar bagi harga minyak.”

Cuaca Dingin dan Sanksi Rusia: Faktor Pendukung Penguatan Harga

Selain spekulasi terhadap kebijakan Trump, harga minyak dunia juga menguat pada awal tahun 2025 ini. Penguatan harga ini didorong oleh faktor cuaca dingin di belahan bumi utara yang meningkatkan permintaan pemanas. Di saat yang sama, sanksi AS yang semakin luas terhadap Rusia memaksa para pelanggan di Asia untuk mencari pasokan alternatif, memicu kenaikan harga minyak dari Timur Tengah.

Sanksi tambahan terhadap Rusia juga telah mengacaukan pasar tanker, menyebabkan harga minyak mentah Middle Eastern melonjak dan menyebabkan spread cepat Brent melebar dalam struktur backwardation bullish. Situasi ini memaksa spekulan meningkatkan posisi long-only mereka pada Brent, meskipun terdapat juga akumulasi short yang lebih kecil.

Respon Pasar terhadap Kebijakan Trump dan Sanksi Rusia

Scott Bessent, calon Menteri Keuangan pilihan Trump, telah menyatakan dukungannya untuk tindakan peningkatan yang menargetkan industri minyak Rusia. Langkah ini diperkirakan akan memberikan dampak lebih lanjut terhadap pasar minyak, dengan risiko gangguan pasokan yang lebih besar.

Dalam konteks ini, pasar minyak sedang berada di bawah tekanan yang signifikan akibat berbagai dinamika geopolitik dan kebijakan ekonomi yang belum sepenuhnya jelas. Respon pasar yang hati-hati dapat dilihat dari volume perdagangan yang lebih rendah pada hari Senin, bertepatan dengan hari libur federal di AS. Meskipun demikian, langkah kebijakan selanjutnya dari pemerintah Trump dan perkembangan terkait sanksi Rusia akan menjadi penggerak utama pasar minyak dalam waktu dekat.

Gencatan Senjata di Gaza: Pengaruh Terhadap Geopolitik Global

Sementara itu, di wilayah Timur Tengah, gencatan senjata di Gaza telah dimulai. Kesepakatan ini dimediasi oleh Qatar dan Mesir dan didukung oleh AS, menetapkan gencatan senjata awal selama enam minggu. Sebagai bagian dari kesepakatan, 33 sandera akan dibebaskan oleh Hamas sebagai imbalan atas ratusan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

Stabilitas di wilayah ini diyakini dapat memberikan sedikit ketenangan bagi pasar, meskipun dampaknya terhadap harga minyak lebih bersifat sementara dibandingkan dengan kebijakan geopolitik yang lebih luas yang diharapkan dari pemerintahan Trump. Gencatan senjata ini juga menjadi bagian dari upaya AS untuk mengurangi ketegangan di salah satu kawasan paling bergejolak di dunia, yang sering kali berdampak langsung pada produksi dan distribusi minyak global.

Dengan perkembangan ini, pasar energi global tengah menghadapi minggu-minggu yang penuh ketidakpastian. Semua mata tertuju pada kebijakan Trump yang akan datang serta bagaimana dinamika geopolitik dan ekonomi akan mempengaruhi pasokan dan harga minyak di seluruh dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index