JAKARTA — Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kelestarian wilayah pesisir di Indonesia, PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) melalui inisiatif "berSEAnergi untuk Laut" telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. Program ini merupakan bagian dari Subholding Integrated Marine Logistics yang berfokus pada tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

Sebagai bagian dari evaluasi, PTK melakukan pengukuran Social Return on Investment (SRoI) untuk menilai dampak dan efektivitas dari program yang diimplementasikan. Program ini tidak hanya membantu pelestarian lingkungan tetapi juga mendukung perekonomian lokal, terutama dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dampak Lingkungan dan Ekonomi

Salah satu kontribusi utama PTK adalah melalui penghijauan hutan mangrove dan pengelolaan sampah. Melalui kegiatan Coastal Clean Up dan program Desa Energi Berdikari (DEB), PTK berhasil mengumpulkan dan mengelola lebih dari 59,5 ton sampah. Kegiatan ini sejalan dengan konsep blue economy, yang berupaya untuk menjaga kelestarian sumber daya laut.

Dari sisi ekonomi, PTK melalui program TJSL meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Melalui Inkubasi Ekonomi Bahari, PTK telah mendukung UMKM dengan menjadikan Desa Energi Berdikari sebagai bagian dari rantai pasok untuk kegiatan catering operasional. Hal ini selaras dengan Creating Shared Value (CSV) type 3, yakni enabling local cluster development yang memungkinkan masyarakat setempat berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi.

Komitmen PTK dalam Dekarbonisasi dan Ekonomi Biru

Vice President Legal & Relations PTK, Sonny Mirath, menjelaskan bahwa PTK berkomitmen penuh pada dekarbonisasi melalui transformasi energi. "Kami berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa setiap program yang kami jalankan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat di wilayah pesisir," ujar Sonny Mirath. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung perbaikan ekonomi tetapi juga memastikan kelangsungan ekosistem laut yang sehat.

Pengakuan dan Prestasi

Atas upaya konsisten tersebut, PTK berhasil meraih 6 penghargaan di Ajang Indonesia Green Awards 2025 yang diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility. Penghargaan ini mencakup beberapa kategori penting seperti pengorganisasian tanggung jawab sosial perusahaan dan pengembangan wisata konservasi alam.

Lebih lanjut, Sonny Mirath menambahkan, "Penghargaan ini merupakan wujud komitmen dan kontribusi PTK terhadap masyarakat dan lingkungan yang berada di wilayah pesisir. Penghargaan ini tentunya menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menjaga serta melestarikan lingkungan."

Rincian Penghargaan

Adapun enam kategori penghargaan yang diterima PTK mencakup:
 - Pengorganisasian Tanggung Jawab Sosial untuk program Coastal Clean Up di Yogyakarta.
- Pengembangan Wisata Konservasi Alam untuk Green Mangrove Action Program di Bali.
- Penyelamatan Sumber Daya Air untuk program Pena Air Bersih di Maumere.
- Rekayasa Teknologi dalam Energi Baru Terbarukan untuk Desa Energi Berdikari di Wisata Kariangau, Balikpapan.
- Kemandirian Energi untuk Komunitas melalui program Inkubasi Ekonomi Bahari di Batam.
- Pengembangan Pengolahan Sampah Terpadu untuk program Desa Energi Berdikari di Omah Sinau, Jambi.

Program Desa Energi Berdikari dan inisiatif lainnya dari PTK tidak hanya mendorong kelestarian lingkungan tetapi juga mengubah masyarakat pesisir menjadi komunitas yang lebih mandiri dengan ekonomi yang lebih stabil. Tantangan ke depan adalah mempertahankan momentum ini dan terus mencari peluang baru untuk berkolaborasi dengan komunitas dan pihak lain dalam menjaga kesejahteraan dan keberlanjutan lingkungan pesisir di Indonesia.

PTK telah menunjukkan bahwa dengan komitmen dan inovasi, tantangan lingkungan dan ekonomi dapat diatasi bersamaan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera di masa depan.