Kabupaten Probolinggo, sebuah wilayah yang dikenal dengan potensi bencananya yang cukup tinggi, kembali diguncang berbagai bencana alam sepanjang tahun 2024. Berbagai insiden bencana telah menyebabkan kerusakan signifikan pada puluhan rumah serta infrastruktur lain di daerah ini. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, tercatat bahwa 72 rumah dan 22 unit infrastruktur mengalami kerusakan sepanjang tahun ini.
Lonjakan Angka Bencana Dibanding Tahun 2023
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Zubaidullah, angka bencana yang terjadi di wilayah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa potensi bencana di Probolinggo masih terbuka lebar setiap tahunnya. Ia menjelaskan bahwa bencana alam di Kabupaten Probolinggo tidak terbatas pada musim tertentu. "Potensi bencana masih terbuka lebar baik saat musim kemarau maupun musim hujan," ujarnya.
Jenis bencana yang paling sering terjadi meliputi tanah longsor di daerah pegunungan, serta banjir dan angin kencang di dataran rendah. Zubaidullah menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana hidrometeorologi, terutama karena intensitas dan durasi hujan yang meningkat dapat memperbesar risiko bencana. "Setiap musim ada jenis bencana yang jadi perhatian serius. Namun dari tren dampak bencana yang ditimbulkan lebih banyak saat musim hujan atau saat terjadi bencana hidrometeorologi," tambahnya.
Detail Kerusakan: Rumah dan Infrastruktur
Sepanjang 2024, BPBD Kabupaten Probolinggo melaporkan bahwa sejumlah 72 rumah mengalami kerusakan akibat bencana. Dari jumlah tersebut, sebanyak 41 rumah mengalami kerusakan ringan, 20 mengalami kerusakan sedang, dan 11 unit mengalami kerusakan berat. Sementara itu, 22 unit infrastruktur juga rusak, yang terdiri atas 18 unit mengalami kerusakan ringan, 4 mengalami kerusakan sedang, dan 1 mengalami kerusakan berat.
Kerusakan infrastruktur ini mencakup jalanan, jembatan, dan tembok penahan tanah. Kerusakan ini tidak hanya menimbulkan hambatan bagi mobilitas warga tetapi juga mengancam keselamatan jika tidak segera ditangani.
Faktor Penyebab Kerusakan
Zubaidullah mengungkapkan bahwa kerusakan yang dialami rumah dan infrastruktur di Probolinggo bukan semata-mata disebabkan oleh bencana alam. Faktor lain yang berperan adalah kondisi bangunan dan infrastruktur yang sudah menua dan tidak lagi kokoh. "Rumah dan infrastruktur yang rusak bukan murni karena dampak bencana. Namun juga dapat terjadi karena kondisi bangunan dan infrastruktur yang sudah tidak kokoh lagi karena usianya sudah lama," jelas Zubaidullah.
Menurutnya, banyak bangunan yang telah termakan usia dan terpapar cuaca ekstrem, sehingga konstruksinya menjadi lebih rapuh dari waktu ke waktu. Ketika bencana datang, bangunan dan infrastruktur yang sudah melemah ini lebih rentan terhadap kerusakan.
Langkah Antisipasi dan Upaya Perbaikan
Menanggapi situasi ini, BPBD Kabupaten Probolinggo berencana untuk memperkuat strategi mitigasi bencana dan memperbaiki infrastruktur yang rusak. Salah satu langkah penting yang direkomendasikan adalah melakukan penilaian risiko bencana secara rutin, khususnya di daerah-daerah yang rawan bencana.
Pihak pemerintah daerah juga diharapkan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga dan merawat struktur bangunan. Melalui edukasi dan penerapan teknologi bangunan tahan bencana, diharapkan dapat meminimalisir kerusakan di masa depan.
Selain itu, alokasi anggaran untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang lebih kokoh juga menjadi salah satu prioritas penting. Dengan demikian, Kabupaten Probolinggo dapat mengurangi dampak dari bencana di masa yang akan datang, menghindari permasalahan yang lebih besar, dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan masyarakatnya.
Situasi di Kabupaten Probolinggo ini menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan yang berkelanjutan dalam menghadapi bencana. Ketahanan infrastruktur dan kesadaran masyarakat akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya mengurangi dampak bencana di masa yang akan datang. Sebuah tantangan yang memerlukan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi terkait dalam mewujudkan lingkungan yang lebih aman dan siap menghadapi ancaman alam.