Batu Bara

Harga Batu Bara Turun Usai Empat Hari Melambung, Jerman Berpotensi Menjadi Penyelamat

Harga Batu Bara Turun Usai Empat Hari Melambung, Jerman Berpotensi Menjadi Penyelamat
Harga Batu Bara Turun Usai Empat Hari Melambung, Jerman Berpotensi Menjadi Penyelamat

Harga batu bara mulai mengalami penurunan setelah mengalami kenaikan selama empat hari berturut-turut. Aksi profit taking dan melemahnya permintaan dari India menjadi faktor utama yang menekan harga batu bara. Mengutip data dari Refinitiv, harga batu bara kontrak Februari ditutup pada posisi USD 122 per ton, turun 1,78% dari hari sebelumnya. Penurunan ini mengakhiri rally kenaikan harga batu bara yang sebelumnya mencapai 8,6%.

Penurunan harga batu bara ini dipicu oleh aksi profit taking setelah kenaikan harga batu bara yang cukup signifikan. Selain itu, tanda-tanda melemahnya permintaan dari India semakin memperburuk situasi. Harga batu bara termal di Afrika Selatan yang diekspor melalui Pelabuhan Gangavaram di India menunjukkan tren yang tidak stabil dan cenderung menurun. Kondisi permintaan yang rendah dan stok yang tinggi membuat aktivitas pembelian mengalami kelesuan.

Meskipun demikian, prospek kenaikan harga batu bara masih terbuka, terutama dengan adanya sentimen positif dari Jerman. Dikutip dari Oilprice.com, Jerman diperkirakan harus lebih lama mengandalkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara daripada yang diperkirakan sebelumnya. Negara tersebut membutuhkan stabilitas untuk sistem listrik dan mencoba mencegah lonjakan harga ketika output energi terbarukan rendah.

Rencana Jerman untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas alam baru mengalami penundaan. Sejak menutup pembangkit listrik tenaga nuklir terakhirnya pada 2023, cadangan daya dalam sistem kelistrikan Jerman telah menyusut.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, CEO operator jaringan Jerman Amprion GmbH, Christoph Mueller, menyatakan bahwa tanpa adanya alternatif lain untuk cadangan pembangkit, guna memastikan pasokan listrik saat permintaan puncak dan kecepatan angin rendah, maka pembangkit listrik tenaga batu bara bisa diperlukan hingga dekade 2030-an. "Beberapa pembangkit ini saat ini hanya memiliki perspektif operasional hingga 2026, sebagian besar hingga 2030. Kami harus melakukan analisis yang tepat sekarang jika kami memerlukan pembangkit ini lebih lama," ujar Mueller.

Ke depan, Jerman harus segera melanjutkan lelang untuk kapasitas gas alam baru yang diharapkan bisa menggantikan pembangkit batu bara. Langkah ini penting agar Jerman bisa memenuhi target untuk menghentikan penggunaan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik pada akhir dekade ini.

Persaingan dengan Rusia di pasar energi juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Setelah terhentinya pasokan gas alam dari Rusia, Jerman terpaksa mengaktifkan kembali sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara yang sempat dimatikan selama musim dingin beberapa tahun terakhir.

Pada akhir tahun lalu, harga listrik di Jerman melejit akibat marjinal daya atau pasokan listrik yang tersedia untuk memenuhi permintaan mengalami penurunan. Cuaca dingin serta rendahnya kecepatan angin menambah tekanan pada sistem kelistrikan Jerman.

Jadwal pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar gas yang melewati tenggat waktu semakin menambah tantangan bagi pemerintah Jerman. Mereka juga harus menyiapkan strategi baru setelah pemilu mendadak yang dijadwalkan pada akhir Februari.

Secara keseluruhan, meskipun harga batu bara saat ini mengalami penurunan, terdapat potensi untuk kenaikan kembali. Pergeseran strategi energi di Jerman, yang menjadi salah satu konsumen batu bara terbesar, akan sangat berpengaruh terhadap pasar batu bara global. Adaptasi dan transformasi sistem pembangkit listrik Jerman akan menentukan dinamika harga batu bara dalam beberapa tahun ke depan.

Penting untuk terus memantau perkembangan kebijakan energi di Jerman dan negara-negara konsumen batu bara lainnya karena akan berdampak signifikan terhadap harga dan permintaan batu bara global. Keputusan Jerman untuk mengaktifkan kembali pembangkit batu bara dan lambatnya perkembangan energi terbarukan menjadi faktor utama yang akan menggerakkan harga batu bara mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index