Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melakukan langkah penting dengan menandatangani Nota Kesepahaman bersama PT Bank Aceh Syariah di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta. Kesepakatan ini dijalin dengan tujuan memperkuat kolaborasi antara dua institusi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis syariah di Indonesia.
Acara penting tersebut dihadiri oleh tokoh penting dari kedua belah pihak. Dalam sambutannya, Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto, menekankan pentingnya kerja sama ini. “Sebuah kehormatan bisa menjalin kerja sama dengan Bank Aceh Syariah. Semoga kerja sama ini terus meningkat dan mampu membangun peradaban,” ujar Agung dengan penuh optimisme, Selasa, 14 Januari 2025.
Kerja sama ini menjadi milestone, terutama bagi Muhammadiyah yang baru pertama kali secara formal menjalin kolaborasi dengan bank daerah berbasis syariah. Agung menyebutkan bahwa hal ini juga sebagai bentuk respons terhadap ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk tumbuh dan berkembang. “Bank Aceh, sebagai representasi daerah yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah, kita sambut kerja sama ini dengan baik. Muhammadiyah selalu berusaha melangkah maju dan membangun peradaban,” tambahnya.
Keberhasilan Muhammadiyah dalam mengembangkan Amal Usaha di berbagai daerah menjadi salah satu motivasi untuk memperluas kolaborasi, mencakup wilayah seperti Jawa Timur, Papua, dan Kupang. Agung menegaskan bahwa Muhammadiyah ingin bekerja sama dengan semua pihak untuk mengembangkan peradaban yang lebih baik.
Setelah sambutan, penandatanganan Nota Kesepahaman pun dilakukan, menandai dimulainya kerja sama ini. Diharapkan bahwa sinergi yang terbangun akan memberikan keuntungan dan manfaat yang saling menguntungkan bagi kedua institusi.
Di lain pihak, Fadhil Ilyas, Plt. Direktur Utama Bank Aceh Syariah, menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Dengan hati yang tulus dan ikhlas, semoga kita bisa bersinergi bersama. Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, dan bagi kami ini adalah kerja sama yang sangat besar yang harus membawa energi positif, baik bagi Bank Aceh maupun bank syariah lainnya,” ujar Fadhil.
Fadhil menekankan peran penting Bank Aceh sebagai pelopor transformasi bank daerah menjadi bank syariah sejak 2016. Kerjasama ini tidak hanya menjadi momentum penting bagi kedua belah pihak tetapi juga diharapkan bisa memberikan dampak luas dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Bank Aceh memiliki satu kantor pusat di Aceh dan 26 kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan Medan.
Menutup acara tersebut, Fadhil menambahkan keyakinannya atas masa depan kolaborasi ini. “Kami siap berkolaborasi dengan universitas, sekolah, rumah sakit, dan Amal Usaha Muhammadiyah lainnya, baik di Aceh maupun di luar Aceh,” ungkapnya menegaskan komitmen bank untuk mendukung inisiatif edukasi dan sosial Muhammadiyah melalui layanan perbankan syariahnya.
Sinergi antara Muhammadiyah dan Bank Aceh Syariah ini, menjadi tanda awal dari kolaborasi yang diharapkan memberikan dampak positif bagi umat, mendukung pertumbuhan ekonomi syariah, dan menjadi katalis bagi bank daerah lainnya untuk melakukan konversi serupa. Momentum ini diharapkan bisa memperkuat peran institusi keuangan syariah dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.