Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) kini menyiapkan strategi ambisius dengan menyasar pengembangan bisnis Bank Emas atau Bullion Bank. Langkah ini diambil guna memperkuat kinerja serta memperluas peluang bisnis di industri keuangan yang kian pesat pertumbuhannya.
BRIS optimis untuk menjadi pelopor dalam industri bank emas di Indonesia, menandai langkah berani mereka dalam memanfaatkan potensi emas sebagai instrumen keuangan yang kian diminati, Selasa, 14 Januari 2025.
Fokus pada pengembangan Bank Emas bukanlah tanpa alasan. Seiring dengan meningkatnya minat terhadap komoditas emas, baik sebagai investasi jangka panjang atau sebagai cadangan keuangan, BRIS melihat adanya peluang besar. Dengan pandangan tersebut, BRIS telah resmi mengajukan permohonan lisensi sebagai bullion bank kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Pengembangan Bank Emas atau Bullion Bank adalah wujud komitmen kami untuk terus berinovasi dan menyediakan solusi keuangan yang beragam bagi masyarakat Indonesia," ujar salah satu petinggi BRIS dalam pernyataan resminya.
BRIS menargetkan untuk mulai mengimplementasikan layanan emas pada tahun 2025. Target ini semakin mendekati realisasi dengan dukungan regulasi yang baru-baru ini dikeluarkan oleh OJK, yaitu Peraturan OJK No. 17 tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion. Regulasi ini memberikan kepastian hukum yang diperlukan bagi bank superbesar ini untuk meluncurkan layanan bagong ousaha bullion yang mencakup antara lain simpanan, pembiayaan, perdagangan, hingga penitipan emas.
Namun, persaingan dalam bisnis bank emas di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Sebelumnya, Pegadaian telah terlebih dahulu merintis jalan dengan menjadi Bank Emas pertama di tanah air. Dengan izin yang diperoleh dari OJK bernomor S-325/PL.02/2024, Pegadaian telah melaksanakan kegiatan usaha bullion yang meliputi berbagai layanan terkait emas. Langkah ini telah menempatkan Pegadaian sebagai pionir, memberikan tantangan baru bagi BRIS untuk menghadirkan layanan yang tidak hanya setara namun juga lebih unggul.
Menanggapi persaingan ini, pihak BRIS menyatakan kepercayaan diri untuk menawarkan layanan yang lebih kompetitif dan terintegrasi. "Kami optimis dapat bersaing dengan hadirnya layanan emas yang lebih inovatif dan memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam," tambah juru bicara BRIS.
Industri bullion di Indonesia memang tengah mengalami fase perkembangan pesat. Melihat potensi pasar, langkah BRIS untuk mengembangkan Bank Emas sepertinya merupakan strategi yang cerdas. Selain memanfaatkan permintaan pasar, pengembangan ini juga dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada aset yang relatif stabil seperti emas.
Langkah strategis BRIS ini tak pelak membawa angin segar bagi industri keuangan syariah di Indonesia. Kehadiran bank emas tentu membuka lembaran baru tidak hanya bagi BRIS, tetapi juga bagi masyarakat luas yang mencari solusi finansial berbasis aset emas secara syariah.
Dengan peraturan yang mendukung serta potensi pasar yang menjanjikan, BRIS berada pada posisi yang strategis untuk mencapai ambisinya. Dukungan dari regulator dalam hal ini OJK menjadi landasan penting bagi keberlanjutan dan pengembangan bisnis bank emas di Indonesia, yang kini semakin terarah dan jelas.
Melalui langkah ini, BRIS tidak hanya berupaya untuk sejajar dengan pelaku industri lainnya tetapi juga menjadi trendsetter dalam penyediaan layanan keuangan berbasis emas. Di tengah perkembangan ini, BRIS berharap bisa mendorong inklusi keuangan melalui diversifikasi produk yang berbasis syariah, memberikan akses lebih luas untuk produk investasi dan perbankan berbasis emas yang aman dan terpercaya.
Pada akhirnya, keberhasilan BRIS dalam pengembangan Bank Emas akan sangat bergantung kepada bagaimana mereka dapat merespons kebutuhan pasar dan menghadirkan layanan terbaik sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai syariah yang mereka junjung tinggi. Dengan pembinaan dan sinergi dari berbagai pihak, BRIS optimis dapat mencapai target yang diharapkan dan terus menumbuhkan posisinya di industri keuangan nasional.