Harga Minyak Dunia Terkoreksi Usai Lonjakan: Pengaruh Sanksi AS Terhadap Rusia dan Penurunan Stok AS

Jumat, 17 Januari 2025 | 09:23:54 WIB
Harga Minyak Dunia Terkoreksi Usai Lonjakan: Pengaruh Sanksi AS Terhadap Rusia dan Penurunan Stok AS

Harga minyak mentah dunia mengalami sedikit koreksi setelah sempat melonjak akibat kombinasi penurunan stok di Amerika Serikat dan sanksi terbaru yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap Rusia. Perubahan harga ini mencerminkan dinamika pasar minyak global yang terus dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan ekonomi global.

Koreksi Harga Minyak di Pasar Global

Harga minyak mentah berjangka Brent mengalami penurunan sebesar 0,8% atau 68 sen, ditutup pada level US$ 81,35 per barel pada Kamis (16/1) pukul 1300 GMT. Sebelumnya, kontrak ini mencatat kenaikan 2,6% pada sesi sebelumnya, mencapai titik tertinggi sejak 26 Juli tahun lalu. Di sisi lain, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup melemah 0,9% atau 69 sen ke harga US$ 79,35 per barel, setelah mencatat lonjakan 3,3% pada Rabu, mencapai level tertinggi sejak 19 Juli.

"Koreksi ini mencerminkan reaksi pasar terhadap penyesuaian stok dan ekspektasi pemotongan produksi dari OPEC+ yang cenderung berhati-hati," ujar Rory Johnston, pendiri Commodity Context.

Dampak Sanksi AS Terhadap Rusia

Pada hari Rabu, pemerintah AS mengumumkan sanksi baru yang menargetkan sektor industri militer Rusia dan skema penghindaran sanksi. Sanksi tersebut memaksa para pelanggan utama minyak Rusia mencari pasokan alternatif di pasar global, sementara tarif pengiriman menjadi melonjak sebagai dampak dari ketidakpastian tersebut.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Washington untuk menghukum Rusia atas tindakannya di panggung internasional. Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa sanksi ini dapat menyebabkan gejolak dalam pasokan minyak global.

Penurunan Stok Minyak di AS Memicu Kekhawatiran

Data terbaru dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa stok minyak mentah di negara itu mengalami penurunan sebesar 2 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh lebih besar dari penurunan 992.000 barel yang diperkirakan dalam survei Reuters dan mencatatkan posisi terendah sejak April 2022. Penyusutan ini diakibatkan oleh peningkatan ekspor dan penurunan angka impor.

"Penurunan stok minyak di AS menjadi salah satu faktor penggerak harga minyak saat ini, yang menambah kekhawatiran mengenai pasokan global, meskipun ada faktor penghambat kenaikan harga lainnya," ungkap seorang analis pasar minyak.

Permintaan Minyak Global dan Pengaruhnya

Walaupun pasokan sempat tertekan, permintaan minyak global justru meningkat 1,2 juta barel per hari (bpd) dalam dua minggu pertama tahun 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Bank JPMorgan memprediksi bahwa permintaan akan terus tumbuh sekitar 1,4 juta bpd dalam beberapa minggu mendatang, terdorong oleh aktivitas perjalanan yang meningkat selama festival besar di India dan perayaan Tahun Baru Imlek di China pada akhir Januari.

Potensi Kebijakan The Fed Dampingi Pasokan Minyak

Sementara itu, sebagian investor tengah mencermati potensi kebijakan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada tahun 2025, menyusul data yang menunjukkan penurunan inflasi inti AS. Langkah ini diharapkan dapat mendukung peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi energi di Amerika Serikat, yang berimplikasi pada permintaan minyak yang lebih tinggi di masa mendatang.

Pergerakan harga minyak dunia saat ini didorong oleh interaksi berbagai faktor global mulai dari sanksi ekonomi, perubahan stok, hingga perkembangan kebijakan moneter. Meski harga September menurun dari posisi puncaknya, dinamika geopolitik dan pasar minyak tetap memerlukan perhatian dari pelaku pasar. Analis pasar terus menyarankan agar pelaku industri tetap waspada terhadap perubahan kebijakan OPEC+ yang dapat mempengaruhi pasokan jangka panjang.

"Dalam situasi saat ini, menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan menjadi kunci bagi stabilitas harga minyak dunia," tutup Rory Johnston, mengingatkan akan sifat pasar minyak yang rawan terhadap isu-isu geopolitik.

Terkini