Cuaca dingin ekstrem yang melanda Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian Eropa memicu kenaikan harga minyak dunia hingga 1% pada Kamis. Kondisi cuaca tersebut meningkatkan permintaan bahan bakar, terutama untuk pemanas, sebagai bagian dari kebutuhan selama musim dingin. Fenomena ini memberikan dampak signifikan pada pasar minyak global yang sebelumnya mengalami penurunan harga.
Peningkatan Harga Minyak Brent dan WTI
Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak Brent naik 76 sen, setara dengan 1%, sehingga ditutup pada angka US$ 76,92 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS mengalami kenaikan sebesar 60 sen atau 0,82%, mencapai US$ 73,92 per barel. Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya, pada hari Rabu, kedua tolok ukur mengalami penurunan lebih dari 1%.
John Kilduff, mitra di Again Capital, New York, mengatakan, "Kenaikan ini jelas karena permintaan bahan bakar musim dingin di AS mulai meningkat." Komentar dari Kilduff ini menegaskan bagaimana suhu dingin mendorong naiknya permintaan minyak mentah untuk pemanas dan menciptakan tekanan pasar yang mendesak.
Cuaca Ekstrem dan Pengaruhnya pada Pasar
Laporan dari Layanan Cuaca Nasional AS mengungkapkan bahwa sejumlah wilayah, mulai dari timur Texas hingga Virginia Barat, berada di bawah peringatan badai musim dingin. Daerah-daerah yang terdampak mencakup Arkansas, Tennessee, dan Kentucky. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya pada pasokan energi.
Analis dari JP Morgan menambahkan bahwa di AS, Eropa, dan Jepang, setiap penurunan suhu satu derajat Fahrenheit di bawah rata-rata 10 tahun dapat meningkatkan permintaan minyak pemanas dan propana hingga 113 ribu barel per hari (bph). "Suhu yang sangat dingin ini mendorong konsumen untuk meningkatkan penggunaan pemanas," jelas JP Morgan dalam analisis terbarunya.
Dampak pada Pasokan dan Infrastruktur
Selain itu, cuaca ekstrem dapat mengganggu jalur distribusi minyak, dimana suhu beku berpotensi menyebabkan pembekuan sementara dan menurunnya produksi. "Saat ini, es tampaknya tetap berada di utara wilayah kilang di sepanjang Pantai Teluk AS, tetapi pemadaman listrik menjadi perhatian karena hujan lebat dan angin kencang," tulis tim perdagangan TACenergy.
Struktur pasar kontrak berjangka Brent menunjukkan adanya kekhawatiran atas pengetatan pasokan. Ini tercermin dari premi kontrak Brent untuk bulan depan dibandingkan dengan kontrak enam bulan ke depan yang mencapai titik terlebar sejak Agustus lalu. Backwardation, di mana harga untuk pengiriman lebih cepat lebih tinggi daripada pengiriman lebih lambat, biasanya menjadi indikasi penurunan pasokan atau peningkatan permintaan.
Dampak Geopolitik dan Ekonomi
Presiden AS Joe Biden dijadwalkan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia minggu ini, sebagai bagian dari upaya memperkuat dukungan terhadap Ukraina menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari. Industri minyak Rusia menjadi salah satu target utama dari sanksi ini, yang diharapkan dapat mempengaruhi suplai minyak global.
Menambah tekanan pada pasar adalah penguatan Dolar AS yang lebih lanjut pada hari Kamis, berdampak pada harga minyak secara global. Dolar yang kuat biasanya membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.
Proyeksi dan Prediksi Pasar Minyak
Analis pasar senior dari OANDA, Kelvin Wong, memprediksi bahwa ke depannya, minyak mentah WTI akan bergerak dalam kisaran US$ 67,55 hingga US$ 77,95 menuju Februari, sembari menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan Trump dan stimulus fiskal yang diharapkan dari China.
Kondisi saat ini menunjukkan betapa cuaca dan kondisi geopolitik dapat dengan cepat mengubah dinamika pasar minyak dunia. Dengan kenaikan permintaan yang didorong oleh suhu dingin ekstrem, serta berbagai faktor politik dan ekonomi yang ada, harga minyak diperkirakan akan terus menunjukkan fluktuasi dalam beberapa bulan mendatang.
Penyesuaian pasar ini menekankan pentingnya pemantauan terus-menerus terhadap cuaca, perubahan kebijakan ekonomi, dan situasi geopolitik yang dapat memengaruhi permintaan dan pasokan minyak di seluruh dunia. Dengan situasi yang berkembang, para pelaku industri energi harus bersiap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang akan datang.